Woensdag 01 Mei 2013

MATERI MOS MTs NU MOJOSARI



KATA PENGANTAR


بسم الله الر حمن الرحيم الحمد لله رب العلمين الصلاة والسلا م على اشرف الا نبيا ء والمر سلين سيد نا محمد و على ا له و ا صحا به اجمعين  اما بعد

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, atas segala nikmat  dan pertolongan-Nya, sehingga Modul ORBIT (Orientasi Bimbingan dan Ta’aruf) peserta didik MTs Nahdlatul Ulama Pondok Pesantren Mojosari tahun 2012 dapat kami susun untuk memenuhi kebutuhan para peserta didik baru.
Sholawat dan Salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa umat manusia ke jalan yang benar dan terhindar dari kesesatan dengan berpegang teguh kepada kedua tinggalan Rosululloh SAW yaitu; al Qur’an dan Hadist.
Modul ini sebagai pegangan kegiatan ORBIT pada MTs NU Mojosari . Di dalam modul ini terdapat beberapa materi seperti wawasan wiyata mandala (MTs NU sebagai satuan pendidikan dilingkungan Pondok Pesantren Mojosari yang berada di naungan YPNU kecamatan Loceret), program dan cara belajar, tatakrama dan tata tertib dan ASWAJA/ke-NU-an dan lain-lain. Modul ini hendaknya dipelajari dan dimengerti oleh peserta didik dalam melaksanakan kegiatan studi.
Semoga Alloh memberikan manfaat kepada para peserta didik khususnya dan semua pembaca umumnya. Kami mengakui bahwa modul ini, masih belum sempurna baik bahasa maupun materi. Oleh karena itu dengan senang hati kami menerima masukan untuk penyempurnaan modul ini.



                                                                                                          Nganjuk, 9 Juli 2012
                                                                                                     Kepala MTs NU Mojosari



                                                                                                          Drs. H. SODIQ ILYAS
                                                                                                   NIP. 19670314 200501 1 003

BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
Setiap jenjang pendidikan memiliki ciri-ciri khsusus/karakteristik yang membedakan dengan jenjang pendidikan lainnya. Karakteristik ini mempengaruhi perbedaan tehnik penyampaian materi. Hal ini disebabkan ada perbedaan tingkat perkembangan kemampuan mental/psikologis peserta didik. Adanya ciri khusus pada setiap jenjang pendidikan menyebabkan beberapa kebiasaan belajar yang dikembangkan di jenjang sebelumnya perlu dikembangkan dengan cara mempelajari sesuatu yang baru yang lebih sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuan mental/psikologis peserta didik.
MTs NU menyelenggarakan Orientasi Bimbingan dan Ta’aruf (ORBIT)  merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka memberikan pengenalan mengenai lingkungan madrasah/sekolah yang akan didudukinya. Disamping itu, kegiatan ORBIT diadakan sebagai upaya untuk menjembatani peserta didik Mengenal berbagai karakter pendidikan barunya, berupa wawasan wiyatamandala yang meliputi arti dan makna ,lingkungan fisik, lingkungan sosial, program belajar, tata krama, maupun penerapan nilai aswaja.

B.       Landasan
1.       Undang–undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem    Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor  4496);
2.       Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
3.       Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007, tentang Standar Pengelolaan Pendidikan;
4.       Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2008, tentang Pembinaan Kepelajaran;
5.       Surat Edaran Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 
6.       Program Kerja MTs NU Mojosari tahun pelajaran 2012/2013.



C.      Tujuan
1.       Tujuan umum
a.    Agar peserta didik baru, mengenal kehidupan madrasah dan menyatu dengan warga madrasah dalam rangka mempersiapkan diri mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dengan ini tercipta lingkungan yang edukatif dan kondusif dengan basis aswaja.
b.    Memberikan peserta didik kesan positif dan menyenangkan terhadap lingkungan  pendidikan baru . Mereka diharapkan mengawali kegiatan pendidikan dengan hal-hal yang menggembirakan sambil mengenal dan mempelajari sesuatu yang baru, baik yang berkaitan dengan lingkungan fisik, lingkungan sosial maupun cara-cara belajar yang baru.

2.       Tujuan khusus
a.    Membantu peserta didik baru beradaptasi dan menyatu dengan warga madrasah dan lingkungan madrasah, serta mengetahui hak dan kewajiban dan mampu bertanggung jawab dlam kehidupan bermadrasah;
b.    Memahami kehidupan madrasah dan nilai-nilai aswaja dalam rangka pelaksanaan wawasan wiyatamandala, sehingga fungsi madrasah, guru, peserta didik dan masyarakat lingkungannya dapat mendukung terwujudnya tujuan pendidikan secara komprehensif;
c.     Mendorong peserta didik untuk bersikap proaktif terhadap para guru, tenaga kependidikan  dan kakak-kakak kelasnya, sehingga peserta ORBIT  bisa merasa lebih aman dan nyaman berada bersama mereka;
d.    Mendorong peserta didik untuk memiliki kepercayaan diri  sehingga berani mengungkapkan pendapat dan aktif  menambah pengetahuannya melalui pengamatan terhadap lingkungan madrasa/sekolah yang baru;
e.    Memotivasi peserta didik agar merasa bangga menempuh pendidikan di madrasahnya, sehingga dapat memahami dan melaksanakan aturan-aturan madrasah.










BAB  I
WAWASAN WIYATA MANDALA
A.   Arti Wawasan Wiyatamandala.
Secara harfiah kata “wawasan” mengandung arti pandangan, penglihatan, tinjauan. Secara luas dapat diartikan suatu pandangan atau sikap mendalam terhadap hakikat.
 Adapun kata “wiyatamandala“ terdiri dari dua bagian kata, yaitu ”wiyata” dan “mandala”. Kata “wiyata” mempunyai arti pelajaran atau pendidikan, sedangkan kata “mandala“ mengandung arti bulatan, lingkaran, lingkungan daerah atau kawasan. Jadi kata “wiyatamandala” mengandung arti lingkungan pendidikan/pengajaran.
Jadi “Wawasan Wiyatamandala” adalah suatu pandangan atau sikap menempatkan sekolah/madrasah sebagai lingkungan pendidikan. Suatu wawasan proses pembudayaan tata kehidupan keluarga besar ( warga/madrasah sekolah), dimana para anggotanya merasa ikut memiliki, melindungi dan menjaga citra dan proses wibawa tersebut. Suatu lingkungan dimana terjadi proses koordinasi, proses komunikasi, tempat saling bekerja sama dan bantu membantu.

B.    Makna Wawasan Wiyatamandala
Makna yang terkandung dalam proses pendidikan wiyata mandala adalah :
a.    Sekolah/madrasah hendaknya betul-betul menjadi tempat terselenggaranya proses belajar mengajar tempat dimana ditanamkan dan dikembangkan berbagai nilai-nilai agama, ilmu pengetahuan, ketrampilan dan wawasan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Nasional yaitu menghasilkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhalq mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
b.    Sekolah/madrasah sebagai masyarakat belajar, dimana terjadi proses interaksi antara siswa, guru dan lingkungan madrasah, maka dalam kehidupan madrasah berperan unsur dan macam-macam satuan, seperti ; kepala madrasah, guru, orang tua siswa, pegawai dan hubungan timbal balik antara madrasah/sekolah dengan masyarakat dimana madrasah itu berada.
c.     Sekolah/madrasah sebagai tempat terselenggaranya proses belajar mengajar, tempat terjadinya proses pembudayaan kehidupan, dan hanya dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya apabila lingkungan madrasah tersebut  dapat diciptakan suasana aman, nyaman, tertib dari segala ancaman.



C.    Tujuan wawasan wiyatamandala
Tujuan wawasan wiyata mandala adalah diharapkan  seluruh peserta didik dapat berperan aktif dalam meningkatkan fungsi sekolah/madrasah sebagai lingkungan pendidikan. Aktifitas dan kreatifitas peserta didik sangat diperlukan untuk menciptakan madrasah sebagai masyarakat belajar, tempat saling asah, asih dan asuh yang dibimbing oleh kepala madrasah dan guru yang dapat mendorong semangat dan minat belajar. Hal yang sangat penting bagi peserta didik adalah dapat mendudukkan dan menempatkan diri sesuai dengan fungsinya sebagai warga wiyata.
.
D.   Kondisi Yang Mendukung Pelaksanaan Wawasan Wiyatamandala
a.    Mentaati Peraturan dan Tata Tertib Sekolah/Madrasah serta Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah
b.    Hormat dan Taat Kepada Guru
c.     Kerjasama antara Warga Madrasah, Orang Tua Siswa dan Masyarakat

E.    MTs NU dalam Memuwujudkan Wawasan Wiyatamandala
Peserta didik MTs NU harus memahami beberapa hal yang berkaitan dengan wawasan wiyatamandala:
a.    Fungsi Sekolah/Madrasah
Sekolah/Madrasah sebagai lembaga pendidikan dan merupakan pusat kegiatan belajar mengajar menjadi tumpuan harapan orang tua/keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Karena sekolah/madrasah memberikan pelayanan pendidikan, pengajaran, pelatihan yang bersifat pengetahuan/ teknologi, ketrampilandan pembentukan sikap mental yang baik bagi peserta didiknya.
MTs NU adalah Madrasah yang berperan sebagai lembaga pendidikan dasar lanjutan setingkat SMP yang berciri khas Islam. Dalam artian, materi pelajaran yang disampaikan selain materi pengetahuan umum, juga materi pengetahuan Agama Islam dengan porsi yang lebih besar daripada SMP. Adapun nama Nahdlatul Ulama dibelakang MTs, merupakan penguat identitas bahwa lembaga pendidikan ini  dilahirkan oleh para kyai dan ulama pondok pesantren Mojosari bersama pengurus Nahdlatul Ulama dibawah naungan Yayasan Pendidikan Nahdlatul Ulama (YPNU) sebagai lembaga yang  mengajarkan dan melestarikan faham ahlussunnah wal Jamaah.
Untuk mewujudkan fungsinya sebagai madrasah MTs NU mempunyai tujuan yang dituangkan dalam Visi dan Misi, yaitu :
-       VISI : Mantap dalam IMTAQ, Luhur dalam AKHLAQ, Unggul dalam PRESTASI,
           Terampil dalam TEKNOLOGI
-       MISI :
1.       Membekali peserta didik dengan keimanan, ketaqwaan dan akhlaqul karimah melalui pemberdayaan Pendidikan Agama Islam
2.       Membekali peserta didik dengan wawasan dan dasar pengetahuan umum.
3.       Melaksanakan pengembangan dasar yang kondusif dan inovatif.
4.       Membekali peserta didik dengan IPTEK.
Adapun Motto MTs NU adalah ADIIP, singkatan dari Amal Disiplin Ilmu Ikhlas Profesional
b.    Sarana dan prasarana pendukung madrasah
MTs NU terus berbenah untuk menjadi madrasah yang berfungsi dan bertanggung jawab mendidik, membina/mengembangkan dan mempersiapkan generasi muda bangsa yang berkualitas, mandiri,mampu membangun dirinya dan membangun bangsanya pada masa datang.
Untuk mewujudkan dan mencapai tujuan pendidikan nasional, maka MTs NU melengkapinya dengan :
1.    Kepala Madrasah yang  berkualitas dan berkompeten;
2.    Tenaga pengajar yang berkualitas dan cukup;
3.    Sarana prasarana yang memadai, yang sudah tersedia seperti :
-       ruang belajar                                           -    ruang perpustakaan
-       ruang laboratorium IPA                      -    ruang laboratorium Komputer dan
-       lapangan dan fasilitas olah raga             multimedia
-       ruang UKS                                                -    ruang BK
-       ruang Kepala Madrasah                      -    ruang Pembantu Kepala Madrasah
-       ruang Guru                                              -    ruang administrasi / TU
-       ruang Koperasi Siswa                           -    ruang kamar mandi & kamar kecil
-       halaman luas dan tertata                   -    peta madrasah , peta kelas & siswa
Fasilitas yang masih dalam perencanaan adalah:
-       tempat ibadah                                        -    ruang laboratorium bahasa
-       ruang ketrampilan                                -    ruang OSIS
-       gerbang madrasah
4.    Lingkungan yang kondusif
5.    Hubungan antara warga madrasah harmonis, penuh keakraban dan kekeluargaan
6.    Peraturan dan tata tertib
7.    Hubungan dan kerjasama yang baik antara orang tua ( Komite Madrasah ) dengan warga madrasah; dan
8.    Dukungan serta partisipasi lingkungan masyarakat sekitar
c.     Program Pendidikan Sekolah/Madrasah
Program pendidikan di sekolah/madrasah tergantung pada jenis, jenjang dan tingkat pendidikan yang bersangkutan, misalnya MTs NU Mojosari. Lama pendidikan berlangsung selama tiga tahun, dimulai dari kelas tujuh ( VII). Tiap tingkatan kelas, pendidikan ditempuh oleh peserta didik selama satu tahun, dan terbagi atas dua semester (gasal dan genap), pada tiap akhir semester dilakukan tes /ujian semester.
Pada akhir tahun pelajaran ( semester genap ) bagi siswa kelas tujuh ( VII ) dan delapan (VIII) diberlakukan tes/ujian semester atau penilaian guna mengetahui kemampuan /kemajuan peserta didik yang dijadikan ukuran untuk kenaikan kelas disamping aspek lain sebagai bahan pertimbangan, seperti jumlah kehadiran, keaktifan dalam mengikuti kegiatan dan akhlaq kepribadian peserta didik.
Bagi peserta didik kelas Sembilan (IX), diberlakukan tes /Ujian Nasional (UNAS) yang merupakan ukuran keberhasilan untuk mengakhiri masa belajarnya di MTs NU.
d.    Kegiatan  Pengajaran
MTs NU Mojosari menyelenggarakan kegiatan pengajaran sebagai pelaksanaan kurikulum meliputi kegiatan:
1.    Kegiatan Intrakurikuler, merupakan kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukan melalui tatap muka pada jam-jam pelajaran yang waktunya telah ditentukan dalam struktur program kurikulum.
2.    Kegiatan Kokurikuler, merupakan kegiatan belajar mengajar melalui pelaksanaan tugas-tugas dan dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka dalam kegiatan intrakurikuler.
3.    Kegiatan Ekstrakurikuler,merupakan kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan disekolah atau diluar madrasah, untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan ataupun kemampuan peningkatan nilai/sikap dalam rangka penerapan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai bidang studi dalam kurikulum.

e.    Peran Aktif Siswa dalam Proses Belajar Mengajar
Salah satu faktor kegiatan belajar mengajar di madrasah bisa berjalan baik adalah adanya peran aktif peserta didik. Diantaranya adalah mengelola kelas dengan baik, yaitu:
1.    Membentuk kepengurusan kelas yang baik dan bertanggung jawab
2.    Kelas dilengkapi gambar Presiden dan Wakil Presiden RI, lambang Garuda,teks tata tertib, daftar pengurus kelas, piket, absen dan gambar atau tulisan yang mendorong semangat dan minat belajar.
3.    Ruang kelas bersih dan rapi. Perabot kelas diletakkan sesuai tempatnya
4.    Perlengkapan belajar mengajar selalu tersedia; seperti kapur/spidol dan penghapus
5.    Suasana kelas yang tertib, nyaman dan tenang
6.    Setelah pergantian jam, 5 menit guru belum juga hadir, pengurus kelas segera mengkonfirmasi  ke guru piket. 
7.    Apabila guru tidak bisa hadir, pengurus kelas segera mengkonfirmasi ke guru piket mungkin ada tugas yang harus dikerjakan.
8.    Apabila kosong dan tidak ada tugas, pengurus kelas bisa memanfaatkan untuk berdiskusi tentang pelajaran atau bisa keperpustakaan sepengetahuan guru piket

f.     Ketahanan Sekolah/Madrasah Dalam wawasan wiyatamandala
Ketahanan sekolah/madrasah adalah suatu keadaan yang menunjukkan adanya kekuatan yang bersumber dari unsur-unsur madrasah, yaitu kepala madrasah, guru, peserta didik, tenaga tata usaha, karyawan serta anggota masyarakat sekitar madrasah.
Dengan kata lain ketahanan madrasah adalah suatu kondisi dinamis yang berisi kemampuan dan ketangguhan dalam menghadapi tantangan dan hambatan yang timbul dari dalam dan dari luar madrasah, yang secara langsung atau tidak langsung mengganggu proses belajar mengajar.
Untuk  menciptakan ketahanan madrasah, kita sebagai warga madrasah wajib belajar disiplin, mentaati tata tertib madrasah, hormat kepada orang tua, kepala madrasah, guru dan karyawan, menjaga nama baik diri sendiri, orang tua, keluarga dan madrasah, mengikuti upacara dengan tertib dan khidmat, memelihara 5 K (Kebersihan, Keamanan, Ketertiban,  Keindahan dan Kekeluargaan).
Jika kita secara sungguh-sungguh melaksanakan hal tersebut,  insya Alloh proses belajar mengajar di MTs NU tercinta ini bisa berjalan sesuai harapan sehingga dapat menghantarkan peserta didiknya untuk berhasil sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Amin


TUGAS YANG HARUS KALIAN KERJAKAN DAPAT DILIHAT  DI LAMPIRAN :
1.    Perkenalan dengan Bapak / Ibu Guru dan Karyawan MTs NU dengan mengisi kolom tugas
2.    Mengenal lingkungan dan sarana prasarana pendukung kegiatan belajar mengajar di MTs NU dengan melengkapi kolom yang tersedia




BAB II
PROGRAM DAN CARA BELAJAR.
Selamat datang di MTs NU, kalian sungguh beruntung bisa melanjutkan dan belajar di MTs NU. Di luar sana, banyak teman-teman kalian,  tidak bisa melanjutkan pendidikan setelah tamat SD/MI. Sudah seharusnya kalian bersukur  dan berterima kasih kepada Alloh dan kedua orang tua kalian. Yaitu dengan cara belajar sungguh-sungguh dan terprogram. Artinya, sekarang inilah saat yang tepat untuk menyusun rencana untuk kehidupan masa depan selanjutnya.
Di MTs NU sudah disediakan berbagai macam fasilitas dan kegiatan untuk menunjang kemampuan, minat dan bakat yang ada pada diri kalian. Tinggal kalian rajin atau malas, mau atau tidak untuk diajak maju. Sebagai pijakan, Terlebih dahulu sebagai peserta didik harus mengetahui dan memahami tentang :
A.   Dasar Untuk Belajar
Alloh berfirman dalam al Qur’an, yang artinya:
-       “ Katakanlah, apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ?” (QS: al Zumar ayat 9)
-       “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS: al Mujaadilah ayat 11)
Adapun Nabi Muhammad SAW, dalam Hadistnya bersabda yang artinya:
-       Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap muslim (lelaki dan perempuan) . (HR. Ibnu Majah)
-       Dari Mu’awiyah ra, Rasulullah saw, bersabda: “Wahai manusia..! Sesungguhnya (untuk mendapatkan) ilmu adalah dengan belajar, dan (untuk mendapatkan) kepahaman adalah dengan berusaha untuk paham. Dan barangsiapa yang Allah menghendaki baik kepadanya, maka Alloh akan menjadikannya paham dalam masalah (ilmu) agama (Islam)..” (HR. Thabrani)

B.    ARTI PENTINGNYA BELAJAR.
Belajar adalah usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu pengetahuan. Belajar juga dapat diartikan sebagai kegiatan berlatih. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Perubahan tingkah laku dari belum dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu disebut belajar.
C.    PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Tugas utama seorang peserta didik adalah belajar. Oleh karena itu peserta didik harus belajar dengan sebaik-baiknya, dan sebelumnya peserta didik harus mengetahui prinsip-prinsip belajar, antara lain:
1.    Belajar membutuhkan dorongan /motivasi. Dorongan itu ada yang datang dari dalam maupun luar diri sendiri. Dorongan dari dalam antara lain:
-       Menanamkan niat yang kuat bahwa belajar adalah ibadah melaksanakan perintah Alloh dan Rasul-Nya.
-       Tekat yang kuat untuk kehidupan yang lebih maju, meraih cita-cita yang menjadi impiannya
Adapun dorongan dari luar antara lain:
-       Kedudukan yang mulia dihadapan Alloh dan Hambanya
-       Menyadari orang tua yang sudah membanting tulang untuk membiayai pendidikan peserta didik
-       Mendapatkan prestasi dan beasiswa yang membanggakan keluarga
2.    Menerima dengan hati yang ikhlas dan senang, bahwa kita berada di lembaga pendidikan yang tepat dan terbaik untuk meraih cita-cita.
3.    Memusatkan perhatian pada hal-hal yang kita pelajari. Menghindari hal-hal yang mengganggu pemusatan perhatian seperti; Marah, kesedihan, patah hati, iri hati, kebencian.
4.    Kita harus berusaha mengerti lebih dulu yang kita pelajari sebelum menghafal. Hal yang dimengerti lebih mudah dihafal.
5.    Untuk dapat mengerti sesuatu yang dipelajari dapat ditempuh dengan cara:
a.    Menanyakan pada diri sendiri mengenai hal yang kita pelajari
b.    Membuat ringkasan atau skema untuk memudahkan memahami
c.     Mencoba menyusun singkatan (jembatan keledai) untuk hal-hal yang panjang sebagai rumus. Misalnya:
-       Menghafalkan warna pelangi yang ada tujuh, menjadi MEJIKUHIBINIU : MErah JIngga KUning HIjau BIru NIla Ungu
-       Menghafal pelaksanaan Umroh, menjadi IH THO SAKUR: IHrom THOwaf SA’I cuKUR/Tahalul
d.    Untuk memperdalam hal yang dipelajari di madrasah, sebaiknya setibanya dirumah/pondok perlu dibaca kembali dan melengkapi dengan ringkasan,skema, dan memberi tanda dengan warna yang menarik untuk hal-hal yang penting.
6.    Hasil belajar yang sudah kita peroleh dapat digunakan untuk mempelajari yang lain. Misal pola Bahasa Indonesia untuk mempelajari bahasa asing.
7.    Kita harus meyakini bahwa semua pelajaran yang diterima akan berguna bagi kehidupan dimasa depan.
8.    Lebih baik beristirahat dari pada melakukan hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan menuntut ilmu



D.   CARA BELAJAR
1.    Madrasah/Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan proses belajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan peserta didik yang belajar di madrasah perlu memahami hal-hal sebagai berikut:
a.    Peserta didik harus memahami tujuan pendidikan
b.    Peserta didik harus memiliki sifat terbuka, artinya ikhlas dan senang hati menerima madrasah dan guru sebagaimana adanya
c.     Peserta didik harus mempelajari dan menyiapkan alat pelajaran untuk esok harinya.
d.    Peserta didik harus penuh minat dan perhatian dalam menerima pelajaran dan menyingkirkan hal yang mengganggu konsentrasi dalam menerima pelajaran
e.    Peserta didik harus memiliki dorongan dan semangat yang kuat untuk maju, mengembangkan sifat ingin tahu dan ingin menguasai ilmu pengetahuan
f.     Peserta didik harus berusaha untuk mencapai nilai yang baik dengan prestasi sendiri tanpa menggantungkan orang lain
g.    Peserta didik hendaknya menghindari sifat malu bertanya untuk meminta penjelasan mengenai hal-hal yang kurang difahami.
h.    Peserta harus mengikuti pelajaran dengan aktif, artinya peserta didik tidak hanya mendengarkan tapi juga berinisiatif dalam memahami pelajaran dengan membuat catatan yang perlu dan dianggap penting. Karena kata seorang tokoh;” Barang siapa menghafal akan kehilangan dan barang siapa mencatat akan menemukan”
i.      Setibanya dirumah/pondok, siswa harus mengulangi kembali pelajaran yang dipelajari di madrasah.
2.    Dirumah/pondok siswa harus terus menerus / istiqomah untuk belajar diwaktu-waktu tertentu bukan terus menerus tanpa istirahat. Untuk bisa belajar dengan baik, hendaknya memilih waktu dan tempat yang nyaman.
3.    Belajar berkelompok banyak manfaatnya. Apalagi yang bertempat di asrama atau pondok, akan lebih mudah melaksanakannya. Peserta didik yang belum paham bisa bertanya kepada temannya dan bagi peserta didik yang sudah faham akan menjadi lebih faham.
E.    PEMANFAATAN  PERPUSTAKAAN
Di MTs NU Mojosari tersediakan perpustakaan, karena perpustakaan merupakan sumber utama untuk memperoleh bahan bacaan bagi peserta didik. Di dalam perpustakaan disediakan buku-buku yang diperlukan peserta didik di madrasah. Perpustakaan berarti kumpulan buku-buku. Oleh karena itu di perpustakaan MTs NU disediakan buku baik berupa buku pelajaran maupun buku yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan umum dan teknologi juga disediakan pula majalah serta Koran. Sangatlah rugi kalau tidak dimanfaatkan.
F.    PEMANFAATAN WAKTU
1.    Pentingnya Waktu
Alloh telah menyediakan kepada kita untuk hidup, dan kita harus memanfaatkan waktu hidup kita dengan sebaik-baiknya. Pelajar perlu memiliki motto “Time is Time, Waktu adalah Waktu”. Waktu makan untuk makan, waktu istirahat gunakan untuk istirahat, waktu belajar gunakan untuk belajar. Banyak peserta didik menjadi bingung ketika ada ulangan/ujian, karena tidak siap dengan alasan tidak punya waktu dan belum belajar. Padahal disebabkan banyak membuang dan menyeia-nyiakan waktu, akibat tidak dapat menggunakan waktu dengan baik
2.    Mengatur Waktu
Tidak dapat dipungkiri, bahwa orang berhasil mencapai sukses dalam hidup adalah orang yang hidup teratur dan berdisiplin menggunakan waktu. Disiplin seperti itu tidak datang dengan sendirinya  akan tetapi melalui latihan yang ketat dan disiplin yang tinggi.
Oleh karena itu peserta didik harus memanfaatkan waktu yang tersedia dengan sebaik-baiknya.Setiap siswa harus memiliki jadwal kegiatan sehari-hari dan mentaatinya dengan baik. Dengan membuat jadwal kegiatan setiap hari dan motto TIME IS TIME pasti akan mempermudah mewujudkan harapan dan cita-cita.

G.   PENGEMBANGAN DIRI MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran sebagai bagian integral  dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir peserta didik, serta kegiatan ekstrakurikuler.
Selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di MTs NU, peserta didik tidak hanya dibekali ilmu pengetahuan umum dan agama saja, mereka juga dibekali dengan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai manusia yang berbekal kemampuan akademis dan vocational skill.
Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di MTs NU.



H.   JENIS KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DI MTs NU
1.    Pramuka, menanamkan nilai ketaqwaan, mental budi pekerti dan ketrampilan fisik
2.    Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), penguasaan ilmu pengetahuan dan penelitian
3.    Sains dan Matematika, mengasah dan memperdalam matematika
4.    English Club, memperdalam dan membiasakan berbahasa Inggris
5.    Arabic Club, memperdalam dan membiasakan berbahasa Arab
6.    Olah Raga, Bolla Volly dan Sepak Bola
7.    Jurnalistik, mengasah keahlian tulis menulis
8.    Life Skill,berkarya dengan menciptakan produk barang
9.    Kaligrafi, mengasah dan menggali potensi bidang seni khod
10. Majelis Ta’lim:
-       Pidato
-       Seni Baca Al Qur an
-       Hadrah al-Banjari
11. Teather, menggali bakat seni peran.

Peserta didik MTs NU Mojosari Untuk kelas tujuh (VII), disamping wajib mengikuti pramuka, juga wajib memilih salah satu kegiatan ekstrakurikuler. Adapun untuk kelas  delapan (VIII) wajib mengikuti salah satu ekstrakurikuler.
Dalam memilih ekstrakurikuler peserta didik sebaiknya terlebih dahulu harus melihat potensi ,bakat dan minat dalam dirinya. Jangan asal pilih karena mengikuti teman. Kalau masih bimbang dan bingung bisa konsultasi dengan orang tua, wali kelas atau guru BK.















BAB III
TATAKRAMA DAN TATA TERTIB KEHIDUPAN  SOSIAL MADRASAH
BAGI PESERTA DIDIK MTs NU MOJOSARI

A.   ARTI  TATA KRAMA
Secara harfiah Tatakrama terdiri atas dua kata yaitu tata dan karma. Tata berarti adat, aturan, norma, peraturan.  Krama berarti sopan santun , kelakuan tindakan dan perbuatan. Tatakrama juga ada yang menyebut etiket atau etika.
Dengan demikian tatakrama adalah kebiasaan sopan santun  yang disepakati dalam lingkungan pergaulan manusia setempat dan berlaku dalam kurun waktu tertentu. Dalam pergaulan antar sesama manusia tatakrama merupakan kebiasaan yang berlaku dalam lingkungan tertentu. Dalam artian di satu tempat belum tentu  berlaku dan dapat diterima di tempat lain. Peranan adat istiadat sangat besar pengaruhnya dalam tatakrama pergaulan.
Contoh:
Penilaian  seseorang yang tidak menghabiskan makanan /minuman (menyisakan sedikit) ketika diperjamuan, tidak sama diberbagai tempat. Ada yang menganggap hal tersebut sopan tetapi ada juga yang menganggap sebaliknya.
Disamping itu juga perkembangan ilmu tehnologi yang ditandai dengan aneka ragam perubahan yang sangat cepat turut mempengaruhi norma-norma kehidupan
Contoh:
Digolongan masyarakat tertentu seperti sering kita lihat di TV, laki-laki dengan perempuan walau bukan muhrim kalau ketemu cium pipi kanan cium pipi kiri, mereka menganggap tidak apa-apa tetapi bagi orang beragama Islam perbuatan tersebut adalah berdosa.
Untuk itu pelaksanaan tatakrama perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a.    Situasi dan kondisi setempat
b.    Faktor adat kebiasaan
c.     Perkembangan zaman.
Oleh karena itu, kita perlu hati-hati dalam memberi penilaian apakah perbuatan itu sesuai dengan tatakrama atau tidak. Selain tatakrama yang berlaku setempat,ada pula tatakrama yang berlaku secara nasional, seperti sikap kita saat lagu Indonesia Raya dikumandangkan, Sikap khidmat ketika upacara bendera dan sikap saat mengheningkan cipta untuk menghormati dan mengenang arwah pahlawan bangsa.



B.    JENIS-JENIS TATAKRAMA
Tatakrama telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Secara garis besar ada beberapa jenis tatakrama dalam kehidupan sehari-hari manusia yaitu:
1.    Tatakrama berbicara
Tatakrama dalam berbicara berkaitan erat dengan:
a.    Siapa yang diajak berbicara
b.    Kalimat yang dipergunakan
c.     Dimana pembicaraan dilakukan
Jika berbicara dengan orang yang lebih tua atau dihormati, maka dipergunakanlah bahasa yang sopan. Misalnya: “ Bu, Pak guru mengirimkan formulir ini untuk diisi oleh ibu, besok diharapkan sudah dikumpulkan kembali”, kata Fatimah
Selain itu perlu juga diperhatikan  dimana pembicaraan itu dilakukan. Bila kebetulan ibu sedang menerima tamu, lebih baik ditunda dulu. Menunggu sampai ibu selesai berbicara dengan tamu. Atau kalau sangat terpaksa mintalah maaf terlebih dahulu kepada tamu atau ibu untuk minta waktu sebentar.
Secara umum, perlu diingat dalam berbicara dengan seseorang perlu menghindari sikap-sikap berikut : memotong pembicaraan orang, memborong pembicaraan, berbicara tanpa memandang  yang diajak berbicara, berbicara panjang tak tentu arah dan acuh tak acuh terhadap pembicaraan teman bicara
2.    Tatakrama pergaulan
Orang yang dapat menyesuaikan diri dalam pergaulan adalah orang yang dapat menyesuaikan diri dengan tatakrama yang berlaku. Orang yang demikian akan tenteram hidupnya. Dalam etika pergaulan antar manusia perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Siapa yang dihadapi, di mana pergaulan itu berlangsung dan bagaimana cara bersikap.
Agar terjadi hubungan yang selaras, serasi, sesuai dengan etika pergaulan, seseorang perlu bersikap antara lain:
a.    Acuh terhadap orang lain, artinya tidak selalu ingin tahu urusan orang lain
b.    Mengetuk pintu bila akan memasuki suatu tempat sambil mengucapkan salam.
c.     Memberi salam dan berjabat tangan bila berjumpa seseorang.
d.    Mohon maaf bila merasa bersalah  atau datang terlambat
e.    Melakukan perintah dengan wajah yang jernih
f.     Dapat menempatkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
g.    Rendah hati, tidak ingin menang sendiri
h.    Siap memberi bantuan sesuai batas kemampuan
i.      Mengucapkan terimakasih bila menerima bantuan dari orang.
3.    Tatakrama penampilan
Kesan pertama bila kita berjumpa seseorang ialah melihat penampilannya. Penampilan memberikan kesan yang langsung ke dalam penglihatan orang lain. Karena itu, penampilan perlu diperhatikan agar sedapat mungkin selaras dengan  tatakrama yang berlaku.
Dalam etika penampilan ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, antara lain :
a.    Kesederhanaan, rapi, pantas dan bersahaja
b.    Cara berpakaian yang disesuaikan dengan waktu dan tempat.
c.     Sesuai dengan ketentuan dan norma agama Islam

C.    PENTINGNYA TATA KRAMA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Peran tatakrama sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kadang keberhasilan seseorang turut dipengaruhi oleh nilai tambah dari tatakrama orang tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Manusia sebagai makhluq sosial, artinya manusia tidak bisa hidup sendiri selalu berhubungan dengan orang lain. Hubungan sesama manusia ini memerlukan saling menghargai dan hormat menghormati. Untuk dapat menghargai dan menghormati  sesama manusia sebagai makhluq ciptaan Tuhan, diperlukan upaya menempatkan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya.
Agar dapat menempatkan manusia sebagaimana mestinya perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan harga diri seseorang yaitu antara lain;
1.     Menghindari perbuatan yang membuat orang lain tersinggung.
2.     Menghindari perbuatan mengumpat/menggunjing orang lain
3.     Memberikan penghargaan/pujian atas hasil karya seseorang
4.     Memanusiakan manusia.
D.   TATA KRAMA PESERTA DIDIK DILINGKUNGAN MTs NU
1.     Mentaati tata krama dan tata tertib madrasah serta kepemimpinan kepala madrasah.
Pada setiap bentuk kehidupan perlu ada tata krama dan tata tertib. Di MTs NU sebagai lembaga pendidikan, mutlak adanya tatakrama dan tata tertib. Tata krama dan tata tertib harus dipatuhi oleh semua warga madrasah khususnya peserta didik.
Kepala madrasah sebagai pengendali dan penanggung jawab kebijakan pelaksanaan tatakrama dan tatatertib madrasah dibantu oleh wakil kepala madrasah,guru, pengurus OSIS serta tenaga administrai madrasah.



2.     Hormat dan taat kepada guru
Sikap Hormat menghormati dalam kehidupan dunia pendidikan penting untuk diterapkan, dikembangkan dan dimantapkan melalui pembinaan kehidupan sehari-hari di madrasah.
Di madrasah guru bertugas mengajar, mendidik melatih, mentransfer pengetahuan, teknologi maupun ketrampilan kepada peserta didik. Disamping itu, guru juga berfungsi sebagai orang tua di madrasah.
Oleh karena itu sudah selayaknya peserta didik taat dan hormat kepada guru, tanpa melihat guru pengetahuan umum atau guru agama. Karena pada hakikatnya ilmu yang disampaikan oleh guru baik umum maupun agama semuanya adalah ilmu dari Alloh.
Sebagai bahan renungan untuk para peserta didik:
-       al Imam al-A’dzom Syaikh Hasan al Bashri RA berkata: “Barang siapa yang tidak mempunyai adap sopan santun, maka ilmunya tidak akan berarti”.
-       Syekh al-Zarnuji dalam Kitab Ta’limul Muta’alim menyatakan; “Ketahuilah, sesungguhnya orang yang mencari ilmu itu tidak akan memperoleh ilmu dan kemanfaatannya,kecuali dengan memuliakan ilmu beserta ahlinya, dan memuliakan guru.

IKUTILAH PERISTIWA BERIKUT INI !
No
Perilaku / Sikap
Setuju
Tidak Setuju
Perilaku / Sikap yang seharusnya
1.
Kaslan datang terlambat karena semalam ia tidur larut malam. Akibatnya dia bangun kesiangan. Kaslan langsung masuk kelas dan duduk, tanpa mengetuk pintu dan tidak mengucapkan salam kepada Ibu Guru



2.
Pak Guru menerangkan pelajaran didepan kelas, Miko langsung keluar kelas untuk ke kamar kecil tanpa ijin kepada Bapak guru



3.
Joni didepan gerbang bertemu dengan guru, Joni tidak menyapa atau mengucap salam dan tidak mau berjabat tangan dengan alasan guru tersebut adalah guru pengetahuan umum bukan guru agama



4.
Fatimah datang ke Penjahit membawa kaos olah raga. Dia meminta penjahit untuk mendesain ulang kaos olah raga dengan mode ketat



5.
Nensy ketika di Madrasah memakai seragam dan berjilbab. Ketika pergi ke toko swalayan Nensy tidak mau berbusana muslimah dan berjilbab lagi. Alasannya  untuk gaul dan mengikuti mode




BENTUK-BENTUK PELANGGARAN
A.      SIKAP / PERILAKU
No
Bentuk Pelanggaran
Bobot Pelanggaran
1
Mengganggu ketenangan istirahat dengan duduk-duduk
di teras / dalam kelas lain
2
2
Mengganggu ketenangan KBM
4
3
Membuang sampah disembarang tempat
4
4
Berkeliaran diluar kelas sewaktu upacara bendera
4
5
Berkeliaran diluar kelas sewaktu khotmil Qur'an
4
6
Mengganggu teman sewaktu upacara bendera
4
7
Mengganggu teman sewaktu khotmil Qur'an
4
8
Membawa sepeda motor
4
9
Makan dan minum saat KBM
5
10
Membawa / mengoperasikan HP di lingkungan madrasah
5
11
Menghilangkan buku tilang baik dengan sengaja / tidak sengaja tiga kali tanpa adanya laporan kepada TIM kedisiplinan
6
12
Berkata - kata kotor
6
13
Menyontek sewaktu ulangan
6
14
Masuk / keluar madrasah tidak melalui pintu yang telah ditentukan
8
15
Memfitnah teman
8
16
Merusak barang milik orang lain
8
17
Bertindak tidak senonoh kepada orang lain
8
18
Mencoret / mengotori dinding meja, kursi, pagar
8
19
Membawa / merokok di lingkungan sekolah
10
20
Mengancam / mengintimidasi
10
21
Tidak menyampaikan surat undangan / panggilan kepada orang tua
15
22
Melarikan diri sewaktu dipanggil guru
15
23
Merusak sarana dan prasarana madrasah
18
24
Mengambil hak orang lain
20
25
Memalsu tanda tangan
20
26
Berpacaran / berduaan antara siswa - siswi di tempat sepi
di lingkungan madrasah
20
27
Melompat pagar
20
28
Orang tua tidak mendatangi panggilan sekolah tanpa adanya keterangan baik lisan maupun tertulis dari siswa
20
29
Bertindak tidak sopan kepada Guru / Karyawan
25
30
Berjudi
30
31
Membawa senjata tajam, senjata api dan sebagainya
30
32
Berkelahi di lingkungan madrasah
30
33
Terlibat tawuran antar sekolah
30
34
Membawa, mengedarkan, mengkonsumsi miras, narkoba serta obat-obatan terlarang
40
35
Terlibat tindakan kriminal
40
36
Mengancam Guru / Karyawan baik didalam maupun diluar lingkungan madrasah
50
B.      KERAJINAN
No
Bentuk Pelanggaran
Bobot Pelanggaran
1
Datang terlambat 0 - 20 menit
2
2
Tidak mengerjakan tugas
2
3
Tidak membawa buku pelajaran
2
4
Tidak mengikuti kegiatan
2
5
Tidak menghiraukan bel baik untuk do'a pagi, masuk kelas ataupun panggilan Guru
2
6
Datang terlambat 20 - 40 menit
4
7
Datang terlambat 40 - 60 menit
4
8
Tidak mengikuti pelajaran tanpa izin
4
9
Kelas dalam keadaan kotor karena piket tidak melaksanakan tugas
4
10
Meninggalkan kelas tanpa izin
6
11
Tidak mengikuti upacara
6
12
Tidak masuk sekolah tanpa keterangan
7
C.      KERAPIAN
No
Bentuk Pelanggaran
Bobot Pelanggaran
1
Tidak memasukkan baju
2
2
Tidak memakai songkok / kopyah (bagi siswa putra)
2
3
Tidak memakai seragam sesuai aturan
2
4
Tidak memakai kaos kaki sesuai aturan
2
5
Tidak memakai ikat pinggang warna hitam
2
6
Memakai sandal
2
7
Atribut tidak lengkap
2
8
Tidak memakai sepatu hitam
2
9
Berambut panjang / gondrong (bagi siswa putra)
2
10
Memakai gelang
2
11
Memakai ali - ali / akik
2
12
Kuku panjang
2
13
Berpakaian transparan
2
14
Memakai giwang (bagi siswa putra)
4
15
Mencukur rambut dengan model yang tidak rapi
4
16
Bertindik (bagi siswa putra)
10
17
Bertato
10
18
Menggunakan pewarna rambut
10
19
Besolek berlebihan
10

BENTUK PELANGGARAN DAN SANKSI
No.
Jenis Pelanggaran
Bobot
Sanksi
1
RINGAN
0 – 25
Peringatan Lisan
2
SEDANG
26 – 40
Panggilan Orang Tua I
41 – 55
Panggilan Orang Tua II
3
BERAT
56 – 85
Skorsing 3 hari
86 – 95
Skorsing 6 hari menanda tangani surat pernyataan siap dikeluarkan jika menambah poin kesalahan
96 – 100
Dikembalikan ke Orang Tua


BAB IV
A S W A J A
A.   Kelahiran Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama didirikan di Surabaya pada tanggal 16 Rajab 1344 H bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926 M. Nahdlatul Ulama artinya Kebangkitan Para Ulama. Pendirinya adalah para ulama pengasuh pondok pesantren.
Sejak semula para ulama pondok pesantren telah memiliki persamaan dalam keagamaannya, yaitu Islam Ahlussunnah wal Jamaah. Diantara mereka juga sudah terjalin hubungan kerjasama, terutama dalam pembangunan dan pengembangan pondok pesantren.
Berbagai bentuk kesamaan tersebut, kemudian dituangkan dalam satu jam’iyah (organisasi) sebagai wadah perjuangan bersama untuk mewujudkan cita-cita “ izzul Islam wal Muslimin “ (Kejayaan Islam dan ummatnya).
B.    Tokoh Pendiri Nahdlatul Ulama.
Diantara Ulama tokoh pendiri Jam’iyah Nahdlatul Ulama adalah: KH. Hasyim Asy’ari (Tebuireng–Jombang), KH. Abdul Wahab Hasbullah (Tambak Beras Jombang), KH.Bisri Syamsuri (Denanyar-Jombang), KH.R.Asnawi (Kudus), KH. Makshum (Lasem-Jawa Tengah), KH.Ridwan (Semarang), KH. Nawawi (Pasuruan), KH. Nahrawi (Malang), KH. Ridwan (Surabaya), KH. Abdul Aziz (Surabaya), KH. Abdullah Ubaid (Surabaya), KH. Abdul Halim (Cirebon), KH. Ndoro Munthaha (Bangkalan-Madura), KH. Dahlan (Kertosono), KH. Abdullah Faqih (Maskumambang-Dukuh-Gresik).
C.    Sebab-sebab Ulama’ Pondok Pesantren mendirikan Nahdlatul Ulama’
a.    Penjajahan Belanda.
Penjajah Belanda menjalankan siasat licik adu domba antara sesame bangsa Indonesia, terutama antara sesama umat Islam. Mereka yakin bahwa kekuatan umat Islam akan dapat dilumpuhkan apabila terjadi perpecahan .
Menghadapi siasat licik tersebut, ulama sepakat menjadikan pondok pesantren sebagai benteng pertahanan untuk menjaga kemurnian ajaran Islam dan keluhuran budi pekerti umatnya.
b.    Berkembangnya Paham Wahabi
Pada awal abad ke 19 M, di Indonesia telah berkembang paham Wahabi. Paham tersebut bertentangan dengan paham Ahlussunnah wal Jamaah yang sudah mengakar di Indonesia
D.   Nilai Dasar Perjuangan Nahdlatul Ulama.
Nilai dasar perjuangan Nahdlatul Ulama adalah ajaran Islam menurut faham Ahlussunnah wal Jamaah. Dalam pandangan Nahdlatul Ulama, Ahlussunnah wal Jamaah merupakan ajaran Islam yang murni, yaitu ajaran Islam yang berdasarkan al-Qur’an al Karim, Sunnah Nabi Muhammad SAW dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin.
Namun demikian, makna Ahlussunnah wal Jama’ah menurut Nahdlatul Ulama’ dirumuskan sebagai golongan umat Islam yang mengikuti pendapat para imam Madzhab, baik dalam bidang aqidah, Ibadah maupun akhlaq/tasawuf.
Dalam bidang aqidah, NU mengikuti faham yang dirumuskan oleh Imam Abul Hasan al Asy’ari dan Imam Abu Mansur al Maturidi. Dalam bidang ilmu fiqih, mengikuti salah satu dari madzhab Imam Abu Hanifah al Nukman, Imam Malik bin Anas, Imam Muhammad bin Idris al Syafii dan Imam Ahmad bin Hambal. Sedangkan dalam bidang akhlaq/tasawuf mengikuti Imam al Junaidi al Baghdadi dan Imam al Ghazali.
Disamping itu, NU berpandangan bahwa faham Ahlussunnah wal Jamaah juga tercermin dalam sikap-sikap kemasyarakatan, kebudayaan, ekonomi, dan lain-lain. Semua itu diterapkan dan diamalkan sesuai dengan keadaan masyarakat Indonesia.
E.    MTs NU dan Amaliyah Nahdlatul Ulama.
MTs NU Mojosari hadir ditengah-tengah masyarakat sebagai perwujudan kiprah para ulama pesantren khususnya pondok pesantren Mojosari dan Nahdlatul Ulama untuk membantu program pemerintah dalam menyukseskan pendidikan nasional sekaligus sebagai media dakwah.
MTs NU diharapkan menjadi tempat bersemainya budaya Ahlussunnah wal Jamaah, suatu budaya yang didasari ajaran Islam dan nilai-nilai luhur yang diajarkan para salafussholih.
Amaliyah-amaliyah yang diajarkan dan diterapkan di MTs NU juga merupakan  amaliyah-amaliyah yang diajarkan para ulama pondok pesantren yang merupakan pendiri Nahdlatul Ulama.
Diantara amaliyah-amaliyah tersebut yaitu :
1.    Membaca do’a qunut diwaktu shalat subuh
2.    Membaca pujian setelah adzan untuk menunggu shalat jamaah.
3.    Membaca wiridan setelah shalat fardlu.
4.    Menghormati para Auliya, Ulama dan guru.
5.    Tahlil
6.    Ziarah kubur
7.    Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW
8.    Membaca Barzanji dan Dibaan
9.    Dan masih banyak lagi amaliyah Jam’iyah Nahdlatul Ulama
Demikian penjelasan secara singkat tentang Nahdlatul Ulama untuk lebih jelas dan rincinya akan disampaikan materi pelajaran ASWAJA di kelas VII

F.    Riwayat Hidup Tokoh Pendiri NU
1.         KH. HASYIM ASY’ARI
Dilahirkan di Jombang pada tanggal 24 Dzul Qa’dah 1287 H / 14 Pebruari 1871 M.  Ayah Beliau  bernama Kyai Asy’ari, pendiri pondok pesantren Keras Jombang. Ibunda beliau bernama Halimah putra kyai Usman pendiri pondok pesantren Gedang, Moyang beliau adalah Kyai Sihah, pendiri pondok pesantren Tambak Beras Jombang.
KH. Hasyim Asy’ari semenjak kecil  hingga dewasa banyak menghabiskan waktunya untuk mencari ilmu dilingkungan pondok pesantren. Belajar al Qur’an dan dasar-dasar agama islam  pada ayahnya , kemudian menuntut  ilmu ke pesantren Siwalan Panji Buduran Sidoarjo, pesantren Langitan Tuban, Pesantren Demangan Bangkalan Madura dan pada tahun 1892, Beliau berangkat  ke Mekkah untuk melaksanakan haji dan menuntut ilmu.
Pada tanggal 26 Rabiul awwal 1317 H/1903 M. KH. Hasyim As’ari mendirikan pesantren di desa Tebuireng Jombang  dan sampai sekarang sudah meluluskan ribuan santri yang datang dari berbagai penjuru tanah air.
Dalam sejarah Nahdlatul Ulama beliau adalah “ Bapak Pendiri NU “ . Karena desakan para ulama pesantren untuk segera mendirikan sebuah Jam’iyah ( organisasi ), Beliau segera melakukan shalat Istikharah untuk mendapat petunjuk langsung dari Alloh SWT.  Sesudah melakukan shalat dan mendapatkan petunjuk dari Alloh SWT, maka Beliau merestui dibentuknya Organisai Nahdlatul Ulama.
Setelah NU terbentuk KH Hasyim Asy’ari pula  yang merumuskan dasar-dasar perjuangan NU yang dikenal dengan “Qanun Asasi li Jamiyyati Nahdlatul Ulama”. Atas jasa-jasanya, beliau ditetapkan sebagai ”Pahlawan Nasional” berdasarkan Keputusan Presiden RI no 294 tahun 1964. Pada tanggal 7 Romadlon 1366 H/25 Juli 1947 beliau wafat dan dimakamkan di komplek pondok pesantren Tebuireng Jombang.

2.         KH. ABDUL WAHAB HASBULLAH
Beliau dilahirkan pada bulan Maret 1888 M di desa Tambak Beras Jombang. Beliau putra dari Kiai Hasbullah. Beliau masih satu keturunan dengan KH Hasyim Asy’ari dari kakek Beliau Kyai Shihah, pendiri pondok pesantren Tambak Beras Jombang.
Setelah belajar agama dari bapaknya, KH Wahab Hasbullah melanjutkan kebeberapa pondok pesantren , seperti: Pesantren Langitan Tuban, Pesantren Mojosari Loceret Nganjuk, Pesantren Tawangsari Sepanjang, -
Pesantren Kademangan Bangkalan Madura, Pesantren Branggahan Kediri,  Pesantren Tebuireng Jombang dan memperdalam ilmu agama di kota suci Mekah selama kurang lebih 5 tahun.
Pada Tahun 1914 M KH Abdul Wahab Hasbullah pulang dari tanah suci Mekkah dan tinggal di Surabaya. Beliau lalu mendirikan kelompok diskusi dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan yang dinamakan “Taswirul Afkar” artinya” potret pemikiran”.
Tahun 1919 Beliau mendirikan “Madrasah Taswirul Afkar” lembaga pendidikan setingkat SD. Kemudian mendirikan Madrasah “Nahdlatul Wathan” berarti “Kebangkitan Tanah Air” dan terus mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan di berbagai daerah.
Dikalangan Nahdlatul Ulama KH. Abdul Wahab Hasbullah dikenal sebagai penggerak dan pemrakarsa berdirinya Jam’iyah Nahdlatul Ulama. Karena semenjak tahun 1924 Beliau sudah menyampaikan keinginannya untuk mendirikan  “ Perkumpulan Ulama “ kepada Hadratus Syeikh KH Hasyim Asy’ari. Walaupun awalnya belum direstui, Kyai Wahab tidak putus asa. Akhirnya usulan beliau mendapat restu dari KH Hasyim Asy’ari  , tepatnya tanggal 16 rajab 1344 H /31 Januari 1926 M bertempat di rumah KH Abdul Wahab Hasbullah yang berada di Surabaya diselenggarakan musyawarah alim ulama pondok pesantren se-Jawa Madura yang hasilnya menyepakati tentang berdirinya  Jam’iyah Nahdlatul Ulama.
Pada hari rabu tanggal 12 Dzul Qa’dah 1319 H/ 29 Desember 1971 M, KH. Abdul Wahab Hasbullah wafat dan dimakamkan di komplek pemakaman pondok pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang.

3.         KH. BISRI SAMSURI
Beliau adalah santri KH Hasyim Asy’ari dan adik ipar KH. Wahab Hasbullah. Tiga ulama tersebut masih ada hubungan kerabat yang bersama-sama mempelopori berdirinya jam’iyah Nahdlatul Ulama’. KH. Bisri Samsuri dilahirkan di desa Tayu,Pati, Jawa Tengah pada tanggal 28 Dzulhijjah 1304 H/18 September 1886 M. Putera ketiga dari lima bersaudara yang lahir dari pasangan Kyai Samsuri dan Nyai Mariah.
Masa kecil belajar al-Qur an kepada KH Sholeh Tayu. Selanjutnya mondok di pesantren Kajen Jawa Tengah dibawah asuhan KH. Abdul Salam. Lalu melanjutkan ke
pondok Kasingan Rembang dan Sarang Lasem Jawa Tengah. KH Bisri Samsuri juga menuntut ilmu di pondok pesantren Demangan Bangkalan Madura lalu ke pondok pesantren Tebuireng Jombang.
Pada Usia 24 Tahun beliau belajar ke Makkah dan bersahabat dengan KH Wahab Hasbulloh. Setelah pulang ke tanah air, beliau menikah dengan Nyai Nur Khadijah, adik kandung KH Wahab Hasbullah, dan menetap di Tambakberas selama 2 tahun.
Pada tahun 1917, atas dorongan mertua dan restu dari KH Hasyim Asy’ari beliau mendirikan pondok pesantren “Mambaul Ma’arif” di desa Denanyar Jombang. Awalnya khusus pondok putra,tetapi pada tahun 1919 bersama istrinya, beliau membuka pondok putri. Langkah ini sangat berpengaruh bagi perkembangan pondok pesantren di Jawa Timur, karena beliaulah yang pertama kali membuka pendidikan khusus putri sehingga disebut sebagai ulama perintis pondok pesantren putri.
Peran KH Bisri Syamsuri dalam mendirikan NU, karena sejak semula beliau sudah terlibat langsung dalam permusyawaratan para ulama pesantren di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 M yang menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan “Jam’iyah Nahdlatul Ulama”
Beliau berperan sebagai penghubung utama antara KH Abdul Wahab Hasbullah dan ulama pondok pesantren dengan KH Hasyim Asy’ari dalam meminta restu tentang pendirian Jamiyah Nahdlatul Ulama.
Sejarah hidup KH Bisri Syamsuri diwarnai suasana kesederhanaan dan sifat rendah hati tetapi tidak rendah diri. Teguh pendirian, amanah menjalankan tugas, selalu istiqomah dan tidak mudah goyah. Sepanjang hayatnya beliau selalu mencurahkan tenaga dan fikirannya untuk kebesaran Nahdlatul Ulama. Pada hari Jum’at tanggal 25 April 1980, Beliau wafat dan dimakamkan di komplek pondok pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang.
Itulah sejarah singkat diantara tokoh pendiri NU. Banyak hikmah yang bisa kita petik diantaranya :
-       Beliau adalah merupaka hasil pendidikan  Madrasah dan Pondok pesantren
-       Walaupun begitu, tidak menghalangi mereka untuk menjadi tokoh besar yang berjasa bagi kejayaan umat Islam dan Negara Republik Indonesia.
-       Mempunyai guru dan riwayat yang jelas dalam menuntut ilmu
-       Selalu mengedepankan sikap Tawadlu’ / hormat terutama kepada guru
-       Dengan kesederhanaan dan keikhlasannya, beliau tetap berjuang menegakkan ajaran Islam serta berbakti untuk kejayaan bangsa dan Negara Indosesia.
Dengan mengetahui itu semua, Sudah seharusnya kita bangga dapat menuntut Ilmu di Madrasah. Dengan niat yang suci, semangat untuk belajar  tidak lupa untuk beribadah disertai sikap tawadlu’, insya Alloh kita akan sukses dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat  barokah, berguna bagi masa depan baik di dunia dan akherat. Amin

TUGAS
Isilah kolom ini sesuai dengan keadaan di daerahmu!
Nama Lembaga
Alamat
Nama Pengurus
Nahdlatul Ulama


Muslimat


Masjid


Musholla


Jamaah Yasin dan Tahlil



DIBACA KETIKA DOA PAGI DI HALAMAN MADRASAH
رَضِيْتُ بِا للهِ رَبَّا وَبِالاْسِلاَ مِ دِيْنًا وَبمِحَمَّدٍ نَبِيًّا وَ رَسُوْالاً رَبّيِ زِدْنيِ
عِلْمًا نَا فِعًا وَرْزُقْـنِي فَهْمًا وَا سِعًا.  اَمِينْ يَا ربَّ اْلعَا لمَيِنْ
                                                 


DOA DIBACA KETIKA MAU PULANG
رَبِّ فَانْفَعْنَا بِبَرْ كَتِهِمْ     #  وَاهْدِ نَا الْحُسْنَى بِحُرْ مَتِهِمْ
وَاَمِتْناَ فِي طَرِيْقَتـِهِمْ      #          وَمُعَا فَا ةٍ منَ الْفِتَنِ
رَبَّنَا اتِنَا فِي الدُّ نْياَ حَسَنَةً وَفِي الاْ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابًا النَّارِ






DAFTAR NAMA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
MTs NU MOJOSARI
TAHUN PELAJARAN 2012-2013

NO
NAMA
JABATAN
MATA PELAJARAN
TTD
1
Drs. H. SODIQ
Kepala Madrasah

1
2
NURUL AZIZAH, S.Pd
Guru

2
3
FARIDA ROZIANA, S.PdI
Guru

3
4
ZAENAL PANANI, S.Pd
Guru

4
5
SUSWATI, S.Pd
Guru

5
6
Drs. H. KHOIRI
Waka Sarpras

6
7
IMAM MUSAFAK ALI, S.Ag
Guru

7
8
IMAM SAFIRI ALIM, M.PdI
Waka Humas

8
9
SUMIATI, S.Pd
Guru

9
10
UMI MARLIAH, S.Pd
Guru

10
11
YUWARSIH, S.Pd
Guru

11
12
SRIATI, S.Pd
Waka Kurikulum

12
13
H. TOHA MAKSUM, S.Ag
Waka Kesiswaan

13
14
ROBITHOH FIVE A. S.Ag
Guru

14
15
ANI MASRUROH, S.PdI
Guru

15
16
DIDIK SUMARSONO, S.Pd
Guru

16
17
TINING AGUNG R., S.Pd
Guru

17
18
FATIM BARIROH, S.Pd
Guru

18
19
SRIANIK, S.Pd
Guru + TU

19
20
ALI ARCHAN, S.PdI
Kepala TU

20
21
HUDA ALI ASHAR, S.Pd
Guru

21
22
LUKMAN ASADHALI, S.Pd
Guru

22
23
ISLAHUL NIKMAH, S.PdI
Guru

23
24
ZULIATI MAGHFIROH
Guru + TU

24
25
NUR SALIM, S.Pd
Guru

25
26
Dra. Hj. MUSRIAH
Guru

26
27
WAJINAH, S.Pd
Guru

27
28
SRI WIDODO, S.Pd
Guru

28
29
ARHAINY EKA L, S.Pd
Guru

29
30
BETY NUR KHOLIDAH, S.Pd
Guru

30
31
M. THOIFFUDIN
Guru

31
32
SEPTIN C, S.Pd
Guru

32
33
IBRAHIM HABIBI, S.Pd
Guru

33
34
IMAM SYAFI'I, S.Pd
Guru

34
35
M. HANDOJO S, S.Pd
Guru

35
36
PUJI LESTARI
Tata Usaha

36
37
ILUK NAILA SAODAH, S.PdI
Tata Usaha

37
38
NOVIA AYUHANDARI, S.Pd
Guru

38
39
ASMAUDIN
Tata Usaha

39
40
SITI MUKAROMAH, S.Pd
Tata Usaha

40
41
MOH. NURHADI, SE
Tata Usaha

41
42
ROMDHONI
Kebersihan

42
43
WACHID
Kebersihan

43

 


























ISILAH SESUAI DENGAN FUNGSI RUANGAN :
1.      ...........................................................................
2.      ...........................................................................
3.      ...........................................................................
4.      ...........................................................................
5.      ...........................................................................
6.      ...........................................................................
7.      ...........................................................................
8.      ...........................................................................
9.      ...........................................................................
10.  ...........................................................................
11.  ...........................................................................
12.  ...........................................................................
13.  ...........................................................................
14.  ...........................................................................
15.  ...........................................................................
16.  ...........................................................................
17.  ...........................................................................
18.  ...........................................................................
19.  ...........................................................................
20.  ...........................................................................
21.  ...........................................................................
22.  ...........................................................................
 

2 opmerkings: