KATA
PENGANTAR
بسم الله الر حمن الرحيم الحمد لله رب
العلمين الصلاة والسلا م على اشرف الا نبيا ء والمر سلين سيد نا محمد و على ا له و
ا صحا به اجمعين اما بعد
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, atas
segala nikmat dan pertolongan-Nya,
sehingga Modul ORBIT (Orientasi Bimbingan dan Ta’aruf) peserta didik MTs
Nahdlatul Ulama Pondok Pesantren Mojosari tahun 2012 dapat kami susun untuk
memenuhi kebutuhan para peserta didik baru.
Sholawat dan Salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa umat
manusia ke jalan yang benar dan terhindar dari kesesatan dengan berpegang teguh
kepada kedua tinggalan Rosululloh SAW yaitu; al Qur’an dan Hadist.
Modul ini sebagai pegangan kegiatan ORBIT pada MTs NU
Mojosari . Di dalam modul ini terdapat beberapa materi seperti wawasan wiyata
mandala (MTs NU sebagai satuan pendidikan dilingkungan Pondok Pesantren
Mojosari yang berada di naungan YPNU kecamatan Loceret), program dan cara belajar,
tatakrama dan tata tertib dan ASWAJA/ke-NU-an dan lain-lain. Modul ini hendaknya dipelajari dan
dimengerti oleh peserta didik dalam melaksanakan kegiatan studi.
Semoga Alloh memberikan manfaat kepada para peserta didik
khususnya dan semua pembaca umumnya. Kami mengakui bahwa modul ini, masih belum
sempurna baik bahasa maupun materi. Oleh karena itu dengan senang hati kami
menerima masukan untuk penyempurnaan modul ini.
Nganjuk,
9 Juli 2012
Kepala
MTs NU Mojosari
Drs.
H. SODIQ ILYAS
NIP.
19670314 200501 1 003
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap jenjang pendidikan memiliki ciri-ciri khsusus/karakteristik yang
membedakan dengan jenjang pendidikan lainnya. Karakteristik ini mempengaruhi
perbedaan tehnik penyampaian materi. Hal ini disebabkan ada perbedaan tingkat
perkembangan kemampuan mental/psikologis peserta didik. Adanya ciri khusus pada
setiap jenjang pendidikan menyebabkan beberapa kebiasaan belajar yang
dikembangkan di jenjang sebelumnya perlu dikembangkan dengan cara mempelajari
sesuatu yang baru yang lebih sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuan mental/psikologis
peserta didik.
MTs NU menyelenggarakan Orientasi Bimbingan dan Ta’aruf (ORBIT) merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan
dalam rangka memberikan pengenalan mengenai lingkungan madrasah/sekolah yang
akan didudukinya. Disamping itu, kegiatan ORBIT diadakan sebagai upaya untuk
menjembatani peserta didik Mengenal berbagai karakter pendidikan barunya,
berupa wawasan wiyatamandala yang meliputi arti dan makna ,lingkungan fisik,
lingkungan sosial, program belajar, tata krama, maupun penerapan nilai aswaja.
B.
Landasan
1.
Undang–undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
sistem Pendidikan Nasional (Lembaran
Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496);
2.
Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
3.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2007, tentang Standar Pengelolaan Pendidikan;
4.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 38 Tahun 2008, tentang Pembinaan Kepelajaran;
5. Surat
Edaran Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
6.
Program Kerja MTs NU Mojosari tahun pelajaran 2012/2013.
C. Tujuan
1.
Tujuan umum
a. Agar peserta didik baru, mengenal kehidupan
madrasah dan menyatu dengan warga madrasah dalam rangka mempersiapkan diri
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dengan ini tercipta lingkungan yang
edukatif dan kondusif dengan basis aswaja.
b. Memberikan peserta didik kesan positif dan menyenangkan terhadap lingkungan
pendidikan baru . Mereka diharapkan
mengawali kegiatan pendidikan dengan hal-hal yang menggembirakan sambil
mengenal dan mempelajari sesuatu yang baru, baik yang berkaitan dengan lingkungan
fisik, lingkungan sosial maupun cara-cara belajar yang baru.
2.
Tujuan khusus
a. Membantu peserta didik baru beradaptasi dan menyatu dengan warga madrasah
dan lingkungan madrasah, serta mengetahui hak dan kewajiban dan mampu
bertanggung jawab dlam kehidupan bermadrasah;
b. Memahami kehidupan madrasah dan nilai-nilai aswaja dalam rangka pelaksanaan
wawasan wiyatamandala, sehingga fungsi madrasah, guru, peserta didik dan
masyarakat lingkungannya dapat mendukung terwujudnya tujuan pendidikan secara
komprehensif;
c. Mendorong peserta didik untuk bersikap proaktif terhadap para guru, tenaga
kependidikan dan kakak-kakak kelasnya,
sehingga peserta ORBIT bisa merasa lebih
aman dan nyaman berada bersama mereka;
d. Mendorong peserta didik untuk memiliki kepercayaan diri sehingga berani mengungkapkan pendapat dan
aktif menambah pengetahuannya melalui
pengamatan terhadap lingkungan madrasa/sekolah yang baru;
e. Memotivasi peserta didik agar merasa bangga menempuh pendidikan di
madrasahnya, sehingga dapat memahami dan melaksanakan aturan-aturan madrasah.
BAB I
WAWASAN WIYATA MANDALA
A.
Arti Wawasan Wiyatamandala.
Secara harfiah kata “wawasan” mengandung
arti pandangan, penglihatan, tinjauan. Secara luas dapat diartikan suatu
pandangan atau sikap mendalam terhadap hakikat.
Adapun kata “wiyatamandala“ terdiri dari dua
bagian kata, yaitu ”wiyata” dan “mandala”. Kata “wiyata” mempunyai arti
pelajaran atau pendidikan, sedangkan kata “mandala“ mengandung arti bulatan,
lingkaran, lingkungan daerah atau kawasan. Jadi kata “wiyatamandala” mengandung
arti lingkungan pendidikan/pengajaran.
Jadi “Wawasan Wiyatamandala” adalah suatu
pandangan atau sikap menempatkan sekolah/madrasah sebagai lingkungan
pendidikan. Suatu wawasan proses pembudayaan tata kehidupan keluarga besar (
warga/madrasah sekolah), dimana para anggotanya merasa ikut memiliki,
melindungi dan menjaga citra dan proses wibawa tersebut. Suatu lingkungan
dimana terjadi proses koordinasi, proses komunikasi, tempat saling bekerja sama
dan bantu membantu.
B.
Makna Wawasan Wiyatamandala
Makna yang
terkandung dalam proses pendidikan wiyata mandala adalah :
a. Sekolah/madrasah
hendaknya betul-betul menjadi tempat terselenggaranya proses belajar mengajar
tempat dimana ditanamkan dan dikembangkan berbagai nilai-nilai agama, ilmu
pengetahuan, ketrampilan dan wawasan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
Nasional yaitu menghasilkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berakhalq mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, serta
menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
b. Sekolah/madrasah
sebagai masyarakat belajar, dimana terjadi proses interaksi antara siswa, guru
dan lingkungan madrasah, maka dalam kehidupan madrasah berperan unsur dan
macam-macam satuan, seperti ; kepala madrasah, guru, orang tua siswa, pegawai
dan hubungan timbal balik antara madrasah/sekolah dengan masyarakat dimana
madrasah itu berada.
c. Sekolah/madrasah
sebagai tempat terselenggaranya proses belajar mengajar, tempat terjadinya
proses pembudayaan kehidupan, dan hanya dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya
apabila lingkungan madrasah tersebut
dapat diciptakan suasana aman, nyaman, tertib dari segala ancaman.
C.
Tujuan wawasan wiyatamandala
Tujuan wawasan wiyata mandala adalah
diharapkan seluruh peserta didik dapat
berperan aktif dalam meningkatkan fungsi sekolah/madrasah sebagai lingkungan
pendidikan. Aktifitas dan kreatifitas peserta didik sangat diperlukan untuk menciptakan
madrasah sebagai masyarakat belajar, tempat saling asah, asih dan asuh yang
dibimbing oleh kepala madrasah dan guru yang dapat mendorong semangat dan minat
belajar. Hal yang sangat penting bagi peserta didik adalah dapat mendudukkan
dan menempatkan diri sesuai dengan fungsinya sebagai warga wiyata.
.
D.
Kondisi Yang Mendukung Pelaksanaan Wawasan
Wiyatamandala
a. Mentaati Peraturan
dan Tata Tertib Sekolah/Madrasah serta Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah
b. Hormat dan Taat
Kepada Guru
c. Kerjasama antara
Warga Madrasah, Orang Tua Siswa dan Masyarakat
E.
MTs NU dalam Memuwujudkan Wawasan Wiyatamandala
Peserta didik MTs NU harus memahami
beberapa hal yang berkaitan dengan wawasan wiyatamandala:
a. Fungsi
Sekolah/Madrasah
Sekolah/Madrasah
sebagai lembaga pendidikan dan merupakan pusat kegiatan belajar mengajar
menjadi tumpuan harapan orang tua/keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Karena
sekolah/madrasah memberikan pelayanan pendidikan, pengajaran, pelatihan yang
bersifat pengetahuan/ teknologi, ketrampilandan pembentukan sikap mental yang
baik bagi peserta didiknya.
MTs NU
adalah Madrasah yang berperan sebagai lembaga pendidikan dasar lanjutan
setingkat SMP yang berciri khas Islam. Dalam artian, materi pelajaran yang
disampaikan selain materi pengetahuan umum, juga materi pengetahuan Agama Islam
dengan porsi yang lebih besar daripada SMP. Adapun nama Nahdlatul Ulama
dibelakang MTs, merupakan penguat identitas bahwa lembaga pendidikan ini dilahirkan oleh para kyai dan ulama pondok
pesantren Mojosari bersama pengurus Nahdlatul Ulama dibawah naungan Yayasan
Pendidikan Nahdlatul Ulama (YPNU) sebagai lembaga yang mengajarkan dan melestarikan faham
ahlussunnah wal Jamaah.
Untuk
mewujudkan fungsinya sebagai madrasah MTs NU mempunyai tujuan yang dituangkan
dalam Visi dan Misi, yaitu :
-
VISI : Mantap dalam IMTAQ, Luhur dalam AKHLAQ,
Unggul dalam PRESTASI,
Terampil dalam TEKNOLOGI
-
MISI :
1.
Membekali
peserta didik dengan keimanan, ketaqwaan dan akhlaqul karimah melalui
pemberdayaan Pendidikan Agama Islam
2. Membekali
peserta didik dengan wawasan dan dasar pengetahuan umum.
3.
Melaksanakan
pengembangan dasar yang kondusif dan inovatif.
4.
Membekali
peserta didik dengan IPTEK.
Adapun Motto
MTs NU adalah ADIIP, singkatan dari Amal Disiplin Ilmu Ikhlas
Profesional
b. Sarana dan
prasarana pendukung madrasah
MTs NU terus berbenah untuk menjadi
madrasah yang berfungsi dan bertanggung jawab mendidik, membina/mengembangkan
dan mempersiapkan generasi muda bangsa yang berkualitas, mandiri,mampu
membangun dirinya dan membangun bangsanya pada masa datang.
Untuk mewujudkan dan mencapai tujuan
pendidikan nasional, maka MTs NU melengkapinya dengan :
1.
Kepala
Madrasah yang berkualitas dan
berkompeten;
2.
Tenaga
pengajar yang berkualitas dan cukup;
3.
Sarana
prasarana yang memadai, yang sudah tersedia seperti :
-
ruang
belajar - ruang perpustakaan
-
ruang
laboratorium IPA - ruang laboratorium Komputer dan
-
lapangan
dan fasilitas olah raga multimedia
-
ruang
UKS - ruang BK
-
ruang
Kepala Madrasah - ruang Pembantu Kepala Madrasah
-
ruang
Guru - ruang administrasi / TU
-
ruang
Koperasi Siswa - ruang kamar mandi & kamar kecil
-
halaman
luas dan tertata - peta madrasah , peta kelas & siswa
Fasilitas yang masih dalam perencanaan
adalah:
-
tempat
ibadah - ruang laboratorium bahasa
-
ruang
ketrampilan - ruang OSIS
-
gerbang
madrasah
4.
Lingkungan
yang kondusif
5. Hubungan
antara warga madrasah harmonis, penuh keakraban dan kekeluargaan
6.
Peraturan
dan tata tertib
7.
Hubungan
dan kerjasama yang baik antara orang tua ( Komite Madrasah ) dengan warga
madrasah; dan
8.
Dukungan
serta partisipasi lingkungan masyarakat sekitar
c.
Program Pendidikan Sekolah/Madrasah
Program pendidikan di sekolah/madrasah
tergantung pada jenis, jenjang dan tingkat pendidikan yang bersangkutan,
misalnya MTs NU Mojosari. Lama pendidikan berlangsung selama tiga tahun,
dimulai dari kelas tujuh ( VII). Tiap tingkatan kelas, pendidikan ditempuh oleh
peserta didik selama satu tahun, dan terbagi atas dua semester (gasal dan
genap), pada tiap akhir semester dilakukan tes /ujian semester.
Pada akhir tahun pelajaran ( semester genap
) bagi siswa kelas tujuh ( VII ) dan delapan (VIII) diberlakukan tes/ujian
semester atau penilaian guna mengetahui kemampuan /kemajuan peserta didik yang
dijadikan ukuran untuk kenaikan kelas disamping aspek lain sebagai bahan
pertimbangan, seperti jumlah kehadiran, keaktifan dalam mengikuti kegiatan dan
akhlaq kepribadian peserta didik.
Bagi peserta didik kelas Sembilan (IX),
diberlakukan tes /Ujian Nasional (UNAS) yang merupakan ukuran keberhasilan
untuk mengakhiri masa belajarnya di MTs NU.
d.
Kegiatan
Pengajaran
MTs NU Mojosari menyelenggarakan kegiatan
pengajaran sebagai pelaksanaan kurikulum meliputi kegiatan:
1.
Kegiatan Intrakurikuler, merupakan
kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukan melalui tatap muka pada jam-jam
pelajaran yang waktunya telah ditentukan dalam struktur program kurikulum.
2.
Kegiatan Kokurikuler, merupakan kegiatan belajar
mengajar melalui pelaksanaan tugas-tugas dan dilakukan diluar jam pelajaran
tatap muka dalam kegiatan intrakurikuler.
3.
Kegiatan Ekstrakurikuler,merupakan kegiatan
yang dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan disekolah atau
diluar madrasah, untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan ataupun
kemampuan peningkatan nilai/sikap dalam rangka penerapan pengetahuan dan
kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai bidang studi dalam kurikulum.
e.
Peran Aktif Siswa dalam Proses Belajar Mengajar
Salah satu faktor kegiatan belajar mengajar
di madrasah bisa berjalan baik adalah adanya peran aktif peserta didik.
Diantaranya adalah mengelola kelas dengan baik, yaitu:
1.
Membentuk
kepengurusan kelas yang baik dan bertanggung jawab
2.
Kelas
dilengkapi gambar Presiden dan Wakil Presiden RI, lambang Garuda,teks tata
tertib, daftar pengurus kelas, piket, absen dan gambar atau tulisan yang
mendorong semangat dan minat belajar.
3.
Ruang
kelas bersih dan rapi. Perabot kelas diletakkan sesuai tempatnya
4.
Perlengkapan
belajar mengajar selalu tersedia; seperti kapur/spidol dan penghapus
5.
Suasana
kelas yang tertib, nyaman dan tenang
6.
Setelah
pergantian jam, 5 menit guru belum juga hadir, pengurus kelas segera
mengkonfirmasi ke guru piket.
7.
Apabila
guru tidak bisa hadir, pengurus kelas segera mengkonfirmasi ke guru piket
mungkin ada tugas yang harus dikerjakan.
8.
Apabila
kosong dan tidak ada tugas, pengurus kelas bisa memanfaatkan untuk berdiskusi
tentang pelajaran atau bisa keperpustakaan sepengetahuan guru piket
f. Ketahanan
Sekolah/Madrasah Dalam wawasan wiyatamandala
Ketahanan sekolah/madrasah adalah suatu
keadaan yang menunjukkan adanya kekuatan yang bersumber dari unsur-unsur
madrasah, yaitu kepala madrasah, guru, peserta didik, tenaga tata usaha,
karyawan serta anggota masyarakat sekitar madrasah.
Dengan kata lain ketahanan madrasah adalah
suatu kondisi dinamis yang berisi kemampuan dan ketangguhan dalam menghadapi
tantangan dan hambatan yang timbul dari dalam dan dari luar madrasah, yang
secara langsung atau tidak langsung mengganggu proses belajar mengajar.
Untuk
menciptakan ketahanan madrasah, kita sebagai warga madrasah wajib
belajar disiplin, mentaati tata tertib madrasah, hormat kepada orang tua,
kepala madrasah, guru dan karyawan, menjaga nama baik diri sendiri, orang tua,
keluarga dan madrasah, mengikuti upacara dengan tertib dan khidmat, memelihara
5 K (Kebersihan, Keamanan, Ketertiban,
Keindahan dan Kekeluargaan).
Jika kita secara sungguh-sungguh
melaksanakan hal tersebut, insya Alloh
proses belajar mengajar di MTs NU tercinta ini bisa berjalan sesuai harapan
sehingga dapat menghantarkan peserta didiknya untuk berhasil sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional. Amin
TUGAS YANG HARUS KALIAN KERJAKAN
DAPAT DILIHAT DI LAMPIRAN :
1.
Perkenalan
dengan Bapak / Ibu Guru dan Karyawan MTs NU dengan mengisi kolom tugas
2.
Mengenal
lingkungan dan sarana prasarana pendukung kegiatan belajar mengajar di MTs NU
dengan melengkapi kolom yang tersedia
BAB II
PROGRAM DAN CARA BELAJAR.
Selamat datang di
MTs NU, kalian sungguh beruntung bisa melanjutkan dan belajar di MTs NU. Di
luar sana, banyak teman-teman kalian,
tidak bisa melanjutkan pendidikan setelah tamat SD/MI. Sudah seharusnya
kalian bersukur dan berterima kasih
kepada Alloh dan kedua orang tua kalian. Yaitu dengan cara belajar
sungguh-sungguh dan terprogram. Artinya, sekarang inilah saat yang tepat untuk
menyusun rencana untuk kehidupan masa depan selanjutnya.
Di MTs NU sudah
disediakan berbagai macam fasilitas dan kegiatan untuk menunjang kemampuan,
minat dan bakat yang ada pada diri kalian. Tinggal kalian rajin atau malas, mau
atau tidak untuk diajak maju. Sebagai pijakan, Terlebih dahulu sebagai peserta
didik harus mengetahui dan memahami tentang :
A. Dasar Untuk Belajar
Alloh berfirman
dalam al Qur’an, yang artinya:
- “ Katakanlah,
apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui ?” (QS: al Zumar ayat 9)
- “Niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.(QS: al Mujaadilah ayat 11)
Adapun Nabi
Muhammad SAW, dalam Hadistnya bersabda yang artinya:
- “Menuntut ilmu
merupakan kewajiban atas setiap muslim (lelaki dan perempuan) . (HR. Ibnu
Majah)
-
Dari
Mu’awiyah ra, Rasulullah saw, bersabda: “Wahai manusia..! Sesungguhnya (untuk
mendapatkan) ilmu adalah dengan belajar, dan (untuk mendapatkan)
kepahaman adalah dengan berusaha untuk paham. Dan barangsiapa yang Allah
menghendaki baik kepadanya, maka Alloh akan menjadikannya paham dalam
masalah (ilmu) agama (Islam)..” (HR. Thabrani)
B.
ARTI PENTINGNYA BELAJAR.
Belajar
adalah usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu pengetahuan. Belajar juga
dapat diartikan sebagai kegiatan berlatih. Hasil belajar adalah perubahan
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Perubahan tingkah
laku dari belum dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu disebut
belajar.
C. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Tugas
utama seorang peserta didik adalah belajar. Oleh karena itu peserta didik harus
belajar dengan sebaik-baiknya, dan sebelumnya peserta didik harus mengetahui
prinsip-prinsip belajar, antara lain:
1.
Belajar
membutuhkan dorongan /motivasi. Dorongan itu ada yang datang dari dalam maupun
luar diri sendiri. Dorongan dari dalam antara lain:
-
Menanamkan
niat yang kuat bahwa belajar adalah ibadah melaksanakan perintah Alloh dan
Rasul-Nya.
-
Tekat
yang kuat untuk kehidupan yang lebih maju, meraih cita-cita yang menjadi
impiannya
Adapun dorongan dari luar antara lain:
-
Kedudukan
yang mulia dihadapan Alloh dan Hambanya
-
Menyadari
orang tua yang sudah membanting tulang untuk membiayai pendidikan peserta didik
-
Mendapatkan
prestasi dan beasiswa yang membanggakan keluarga
2.
Menerima
dengan hati yang ikhlas dan senang, bahwa kita berada di lembaga pendidikan
yang tepat dan terbaik untuk meraih cita-cita.
3.
Memusatkan
perhatian pada hal-hal yang kita pelajari. Menghindari hal-hal yang mengganggu
pemusatan perhatian seperti; Marah, kesedihan, patah hati, iri hati, kebencian.
4.
Kita
harus berusaha mengerti lebih dulu yang kita pelajari sebelum menghafal. Hal
yang dimengerti lebih mudah dihafal.
5.
Untuk
dapat mengerti sesuatu yang dipelajari dapat ditempuh dengan cara:
a. Menanyakan pada
diri sendiri mengenai hal yang kita pelajari
b. Membuat ringkasan
atau skema untuk memudahkan memahami
c. Mencoba menyusun
singkatan (jembatan keledai) untuk hal-hal yang panjang sebagai rumus.
Misalnya:
-
Menghafalkan
warna pelangi yang ada tujuh, menjadi MEJIKUHIBINIU : MErah JIngga KUning HIjau
BIru NIla Ungu
-
Menghafal
pelaksanaan Umroh, menjadi IH THO SAKUR: IHrom THOwaf SA’I cuKUR/Tahalul
d. Untuk memperdalam
hal yang dipelajari di madrasah, sebaiknya setibanya dirumah/pondok perlu
dibaca kembali dan melengkapi dengan ringkasan,skema, dan memberi tanda dengan
warna yang menarik untuk hal-hal yang penting.
6.
Hasil
belajar yang sudah kita peroleh dapat digunakan untuk mempelajari yang lain.
Misal pola Bahasa Indonesia untuk mempelajari bahasa asing.
7.
Kita
harus meyakini bahwa semua pelajaran yang diterima akan berguna bagi kehidupan
dimasa depan.
8.
Lebih
baik beristirahat dari pada melakukan hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan
menuntut ilmu
D.
CARA BELAJAR
1.
Madrasah/Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang
mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan proses belajar untuk mencapai
tujuan pendidikan. Untuk
mencapai tujuan pendidikan peserta didik yang belajar di madrasah perlu
memahami hal-hal sebagai berikut:
a.
Peserta
didik harus memahami tujuan pendidikan
b.
Peserta
didik harus memiliki sifat terbuka, artinya ikhlas dan senang hati menerima
madrasah dan guru sebagaimana adanya
c.
Peserta
didik harus mempelajari dan menyiapkan alat pelajaran untuk esok harinya.
d.
Peserta
didik harus penuh minat dan perhatian dalam menerima pelajaran dan
menyingkirkan hal yang mengganggu konsentrasi dalam menerima pelajaran
e.
Peserta
didik harus memiliki dorongan dan semangat yang kuat untuk maju, mengembangkan
sifat ingin tahu dan ingin menguasai ilmu pengetahuan
f.
Peserta
didik harus berusaha untuk mencapai nilai yang baik dengan prestasi sendiri
tanpa menggantungkan orang lain
g.
Peserta
didik hendaknya menghindari sifat malu bertanya untuk meminta penjelasan
mengenai hal-hal yang kurang difahami.
h.
Peserta
harus mengikuti pelajaran dengan aktif, artinya peserta didik tidak hanya
mendengarkan tapi juga berinisiatif dalam memahami pelajaran dengan membuat
catatan yang perlu dan dianggap penting. Karena kata seorang tokoh;” Barang
siapa menghafal akan kehilangan dan barang siapa mencatat akan menemukan”
i.
Setibanya
dirumah/pondok, siswa harus mengulangi kembali pelajaran yang dipelajari di
madrasah.
2.
Dirumah/pondok
siswa harus terus menerus / istiqomah untuk belajar diwaktu-waktu tertentu bukan
terus menerus tanpa istirahat. Untuk bisa belajar dengan baik, hendaknya
memilih waktu dan tempat yang nyaman.
3.
Belajar
berkelompok banyak manfaatnya. Apalagi yang bertempat di asrama atau pondok,
akan lebih mudah melaksanakannya. Peserta didik yang belum paham bisa bertanya
kepada temannya dan bagi peserta didik yang sudah faham akan menjadi lebih
faham.
E.
PEMANFAATAN
PERPUSTAKAAN
Di
MTs NU Mojosari tersediakan perpustakaan, karena perpustakaan merupakan sumber
utama untuk memperoleh bahan bacaan bagi peserta didik. Di dalam perpustakaan
disediakan buku-buku yang diperlukan peserta didik di madrasah. Perpustakaan
berarti kumpulan buku-buku. Oleh karena itu di perpustakaan MTs NU disediakan
buku baik berupa buku pelajaran maupun buku yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan umum dan teknologi juga disediakan pula majalah serta Koran.
Sangatlah rugi kalau tidak dimanfaatkan.
F.
PEMANFAATAN WAKTU
1.
Pentingnya Waktu
Alloh
telah menyediakan kepada kita untuk hidup, dan kita harus memanfaatkan waktu
hidup kita dengan sebaik-baiknya. Pelajar perlu memiliki motto “Time is Time,
Waktu adalah Waktu”. Waktu makan untuk makan, waktu istirahat gunakan untuk
istirahat, waktu belajar gunakan untuk belajar. Banyak peserta didik menjadi
bingung ketika ada ulangan/ujian, karena tidak siap dengan alasan tidak punya
waktu dan belum belajar. Padahal disebabkan banyak membuang dan menyeia-nyiakan
waktu, akibat tidak dapat menggunakan waktu dengan baik
2. Mengatur
Waktu
Tidak
dapat dipungkiri, bahwa orang berhasil mencapai sukses dalam hidup adalah orang
yang hidup teratur dan berdisiplin menggunakan waktu. Disiplin seperti itu
tidak datang dengan sendirinya akan
tetapi melalui latihan yang ketat dan disiplin yang tinggi.
Oleh
karena itu peserta didik harus memanfaatkan waktu yang tersedia dengan
sebaik-baiknya.Setiap siswa harus memiliki jadwal kegiatan sehari-hari dan
mentaatinya dengan baik. Dengan membuat jadwal kegiatan setiap hari dan motto
TIME IS TIME pasti akan mempermudah mewujudkan harapan dan cita-cita.
G. PENGEMBANGAN DIRI
MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER
Pengembangan
diri merupakan kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran sebagai bagian
integral dari kurikulum
sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan
belajar, dan pengembangan karir peserta didik, serta kegiatan ekstrakurikuler.
Selama
mengikuti kegiatan belajar mengajar di MTs NU, peserta didik tidak hanya
dibekali ilmu pengetahuan umum dan agama saja, mereka juga dibekali dengan
kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai
manusia yang berbekal kemampuan akademis dan vocational skill.
Kegiatan
Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk
membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan
minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik
dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di MTs NU.
H.
JENIS KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DI MTs NU
1.
Pramuka, menanamkan
nilai ketaqwaan, mental budi pekerti dan ketrampilan fisik
2.
Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), penguasaan ilmu pengetahuan dan penelitian
3.
Sains dan Matematika, mengasah dan memperdalam matematika
4. English Club, memperdalam dan membiasakan berbahasa Inggris
5. Arabic
Club, memperdalam dan membiasakan berbahasa Arab
6. Olah
Raga, Bolla Volly dan Sepak Bola
7. Jurnalistik,
mengasah keahlian tulis menulis
8. Life
Skill,berkarya dengan menciptakan produk barang
9. Kaligrafi,
mengasah dan menggali potensi bidang seni khod
10. Majelis
Ta’lim:
-
Pidato
-
Seni
Baca Al Qur an
-
Hadrah
al-Banjari
11.
Teather, menggali
bakat seni peran.
Peserta
didik MTs NU Mojosari Untuk kelas tujuh (VII), disamping wajib mengikuti
pramuka, juga wajib memilih salah satu kegiatan ekstrakurikuler. Adapun untuk
kelas delapan (VIII) wajib mengikuti
salah satu ekstrakurikuler.
Dalam
memilih ekstrakurikuler peserta didik sebaiknya terlebih dahulu harus melihat
potensi ,bakat dan minat dalam dirinya. Jangan asal pilih karena mengikuti
teman. Kalau masih bimbang dan bingung bisa konsultasi dengan orang tua, wali
kelas atau guru BK.
BAB III
TATAKRAMA DAN TATA TERTIB KEHIDUPAN SOSIAL MADRASAH
BAGI
PESERTA DIDIK MTs NU MOJOSARI
A.
ARTI TATA KRAMA
Secara harfiah Tatakrama terdiri atas dua
kata yaitu tata dan karma. Tata berarti adat, aturan, norma, peraturan. Krama berarti sopan santun , kelakuan
tindakan dan perbuatan. Tatakrama juga ada yang menyebut etiket atau etika.
Dengan demikian tatakrama adalah kebiasaan
sopan santun yang disepakati dalam
lingkungan pergaulan manusia setempat dan berlaku dalam kurun waktu tertentu. Dalam
pergaulan antar sesama manusia tatakrama merupakan kebiasaan yang berlaku dalam
lingkungan tertentu. Dalam artian di satu tempat belum tentu berlaku dan dapat diterima di tempat lain.
Peranan adat istiadat sangat besar pengaruhnya dalam tatakrama pergaulan.
Contoh:
Penilaian seseorang yang tidak menghabiskan makanan
/minuman (menyisakan sedikit) ketika diperjamuan, tidak sama diberbagai tempat.
Ada yang menganggap hal tersebut sopan tetapi ada juga yang menganggap
sebaliknya.
Disamping itu juga perkembangan ilmu
tehnologi yang ditandai dengan aneka ragam perubahan yang sangat cepat turut
mempengaruhi norma-norma kehidupan
Contoh:
Digolongan
masyarakat tertentu seperti sering kita lihat di TV, laki-laki dengan perempuan
walau bukan muhrim kalau ketemu cium pipi kanan cium pipi kiri, mereka
menganggap tidak apa-apa tetapi bagi orang beragama Islam perbuatan tersebut
adalah berdosa.
Untuk itu
pelaksanaan tatakrama perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a. Situasi dan kondisi
setempat
b. Faktor adat
kebiasaan
c. Perkembangan zaman.
Oleh karena itu, kita perlu hati-hati dalam
memberi penilaian apakah perbuatan itu sesuai dengan tatakrama atau tidak.
Selain tatakrama yang berlaku setempat,ada pula tatakrama yang berlaku secara
nasional, seperti sikap kita saat lagu Indonesia Raya dikumandangkan, Sikap
khidmat ketika upacara bendera dan sikap saat mengheningkan cipta untuk
menghormati dan mengenang arwah pahlawan bangsa.
B.
JENIS-JENIS TATAKRAMA
Tatakrama telah menjadi bagian dari
kehidupan manusia. Secara garis besar ada beberapa jenis tatakrama dalam
kehidupan sehari-hari manusia yaitu:
1.
Tatakrama berbicara
Tatakrama dalam
berbicara berkaitan erat dengan:
a.
Siapa
yang diajak berbicara
b.
Kalimat
yang dipergunakan
c.
Dimana
pembicaraan dilakukan
Jika
berbicara dengan orang yang lebih tua atau dihormati, maka dipergunakanlah
bahasa yang sopan. Misalnya: “ Bu, Pak guru mengirimkan formulir ini untuk
diisi oleh ibu, besok diharapkan sudah dikumpulkan kembali”, kata Fatimah
Selain
itu perlu juga diperhatikan dimana pembicaraan
itu dilakukan. Bila kebetulan ibu sedang menerima tamu, lebih baik ditunda
dulu. Menunggu sampai ibu selesai berbicara dengan tamu. Atau kalau sangat
terpaksa mintalah maaf terlebih dahulu kepada tamu atau ibu untuk minta waktu
sebentar.
Secara
umum, perlu diingat dalam berbicara dengan seseorang perlu menghindari
sikap-sikap berikut : memotong pembicaraan orang, memborong pembicaraan,
berbicara tanpa memandang yang diajak
berbicara, berbicara panjang tak tentu arah dan acuh tak acuh terhadap pembicaraan
teman bicara
2.
Tatakrama pergaulan
Orang
yang dapat menyesuaikan diri dalam pergaulan adalah orang yang dapat
menyesuaikan diri dengan tatakrama yang berlaku. Orang yang demikian akan
tenteram hidupnya. Dalam etika pergaulan antar manusia perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut: Siapa yang dihadapi, di mana pergaulan itu berlangsung
dan bagaimana cara bersikap.
Agar
terjadi hubungan yang selaras, serasi, sesuai dengan etika pergaulan, seseorang
perlu bersikap antara lain:
a.
Acuh
terhadap orang lain, artinya tidak selalu ingin tahu urusan orang lain
b.
Mengetuk pintu bila akan memasuki suatu tempat sambil
mengucapkan salam.
c.
Memberi
salam dan berjabat tangan bila berjumpa seseorang.
d.
Mohon
maaf bila merasa bersalah atau datang
terlambat
e.
Melakukan
perintah dengan wajah yang jernih
f.
Dapat
menempatkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
g.
Rendah
hati, tidak ingin menang sendiri
h.
Siap
memberi bantuan sesuai batas kemampuan
i.
Mengucapkan
terimakasih bila menerima bantuan dari orang.
3.
Tatakrama penampilan
Kesan
pertama bila kita berjumpa seseorang ialah melihat penampilannya. Penampilan
memberikan kesan yang langsung ke dalam penglihatan orang lain. Karena itu,
penampilan perlu diperhatikan agar sedapat mungkin selaras dengan tatakrama yang berlaku.
Dalam
etika penampilan ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, antara lain :
a.
Kesederhanaan,
rapi, pantas dan bersahaja
b.
Cara
berpakaian yang disesuaikan dengan waktu dan tempat.
c.
Sesuai
dengan ketentuan dan norma agama Islam
C.
PENTINGNYA TATA KRAMA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Peran tatakrama sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Kadang keberhasilan seseorang turut dipengaruhi oleh
nilai tambah dari tatakrama orang tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Manusia sebagai makhluq sosial, artinya
manusia tidak bisa hidup sendiri selalu berhubungan dengan orang lain. Hubungan
sesama manusia ini memerlukan saling menghargai dan hormat menghormati. Untuk
dapat menghargai dan menghormati sesama
manusia sebagai makhluq ciptaan Tuhan, diperlukan upaya menempatkan manusia
sesuai dengan harkat dan martabatnya.
Agar dapat menempatkan manusia sebagaimana
mestinya perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan harga diri seseorang
yaitu antara lain;
1. Menghindari
perbuatan yang membuat orang lain tersinggung.
2. Menghindari perbuatan
mengumpat/menggunjing orang lain
3. Memberikan
penghargaan/pujian atas hasil karya seseorang
4. Memanusiakan
manusia.
D.
TATA KRAMA PESERTA DIDIK DILINGKUNGAN MTs NU
1. Mentaati tata krama
dan tata tertib madrasah serta kepemimpinan kepala madrasah.
Pada
setiap bentuk kehidupan perlu ada tata krama dan tata tertib. Di MTs NU sebagai
lembaga pendidikan, mutlak adanya tatakrama dan tata tertib. Tata krama dan
tata tertib harus dipatuhi oleh semua warga madrasah khususnya peserta didik.
Kepala
madrasah sebagai pengendali dan penanggung jawab kebijakan pelaksanaan
tatakrama dan tatatertib madrasah dibantu oleh wakil kepala madrasah,guru,
pengurus OSIS serta tenaga administrai madrasah.
2. Hormat dan taat
kepada guru
Sikap
Hormat menghormati dalam kehidupan dunia pendidikan penting untuk diterapkan,
dikembangkan dan dimantapkan melalui pembinaan kehidupan sehari-hari di
madrasah.
Di
madrasah guru bertugas mengajar, mendidik melatih, mentransfer pengetahuan,
teknologi maupun ketrampilan kepada peserta didik. Disamping itu, guru juga
berfungsi sebagai orang tua di madrasah.
Oleh
karena itu sudah selayaknya peserta didik taat dan hormat kepada guru, tanpa
melihat guru pengetahuan umum atau guru agama. Karena pada hakikatnya ilmu yang
disampaikan oleh guru baik umum maupun agama semuanya adalah ilmu dari Alloh.
Sebagai
bahan renungan untuk para peserta didik:
-
al
Imam al-A’dzom Syaikh Hasan al Bashri RA berkata: “Barang siapa yang tidak
mempunyai adap sopan santun, maka ilmunya tidak akan berarti”.
-
Syekh
al-Zarnuji dalam Kitab Ta’limul Muta’alim menyatakan; “Ketahuilah, sesungguhnya
orang yang mencari ilmu itu tidak akan memperoleh ilmu dan
kemanfaatannya,kecuali dengan memuliakan ilmu beserta ahlinya, dan memuliakan
guru.
IKUTILAH
PERISTIWA BERIKUT INI !
No
|
Perilaku / Sikap
|
Setuju
|
Tidak Setuju
|
Perilaku / Sikap yang seharusnya
|
1.
|
Kaslan datang terlambat karena semalam ia tidur larut
malam. Akibatnya dia bangun kesiangan. Kaslan langsung masuk kelas dan duduk, tanpa
mengetuk pintu dan tidak
mengucapkan salam kepada
Ibu Guru
|
|||
2.
|
Pak Guru menerangkan pelajaran didepan kelas, Miko
langsung keluar kelas untuk ke kamar kecil tanpa ijin kepada Bapak guru
|
|||
3.
|
Joni didepan gerbang bertemu dengan guru, Joni tidak
menyapa atau mengucap salam dan tidak mau berjabat tangan dengan alasan guru
tersebut adalah guru pengetahuan umum bukan guru agama
|
|||
4.
|
Fatimah datang ke Penjahit membawa kaos olah raga. Dia
meminta penjahit untuk mendesain ulang kaos olah raga dengan mode ketat
|
|||
5.
|
Nensy ketika di Madrasah memakai seragam dan berjilbab.
Ketika pergi ke toko swalayan Nensy tidak mau berbusana muslimah dan
berjilbab lagi. Alasannya untuk gaul
dan mengikuti mode
|
BENTUK-BENTUK PELANGGARAN
A.
SIKAP / PERILAKU
No
|
Bentuk Pelanggaran
|
Bobot Pelanggaran
|
1
|
Mengganggu ketenangan istirahat dengan duduk-duduk
di teras / dalam kelas lain
|
2
|
2
|
Mengganggu ketenangan KBM
|
4
|
3
|
Membuang sampah disembarang tempat
|
4
|
4
|
Berkeliaran diluar kelas sewaktu
upacara bendera
|
4
|
5
|
Berkeliaran diluar kelas sewaktu khotmil Qur'an
|
4
|
6
|
Mengganggu teman sewaktu upacara bendera
|
4
|
7
|
Mengganggu teman sewaktu khotmil Qur'an
|
4
|
8
|
Membawa sepeda motor
|
4
|
9
|
Makan dan minum saat KBM
|
5
|
10
|
Membawa / mengoperasikan HP di lingkungan madrasah
|
5
|
11
|
Menghilangkan buku tilang baik
dengan sengaja / tidak sengaja tiga kali tanpa adanya laporan kepada TIM
kedisiplinan
|
6
|
12
|
Berkata - kata kotor
|
6
|
13
|
Menyontek sewaktu ulangan
|
6
|
14
|
Masuk / keluar madrasah tidak melalui pintu yang telah
ditentukan
|
8
|
15
|
Memfitnah teman
|
8
|
16
|
Merusak barang milik orang lain
|
8
|
17
|
Bertindak tidak senonoh kepada orang lain
|
8
|
18
|
Mencoret / mengotori dinding meja, kursi, pagar
|
8
|
19
|
Membawa / merokok di lingkungan sekolah
|
10
|
20
|
Mengancam / mengintimidasi
|
10
|
21
|
Tidak menyampaikan surat undangan
/ panggilan kepada orang tua
|
15
|
22
|
Melarikan diri sewaktu dipanggil guru
|
15
|
23
|
Merusak sarana dan prasarana madrasah
|
18
|
24
|
Mengambil hak orang lain
|
20
|
25
|
Memalsu tanda tangan
|
20
|
26
|
Berpacaran / berduaan antara siswa - siswi di tempat
sepi
di lingkungan madrasah
|
20
|
27
|
Melompat pagar
|
20
|
28
|
Orang tua tidak mendatangi panggilan sekolah tanpa
adanya keterangan baik lisan maupun tertulis dari siswa
|
20
|
29
|
Bertindak tidak sopan kepada Guru / Karyawan
|
25
|
30
|
Berjudi
|
30
|
31
|
Membawa senjata tajam, senjata api dan sebagainya
|
30
|
32
|
Berkelahi di lingkungan madrasah
|
30
|
33
|
Terlibat tawuran antar sekolah
|
30
|
34
|
Membawa, mengedarkan, mengkonsumsi miras, narkoba serta
obat-obatan terlarang
|
40
|
35
|
Terlibat tindakan kriminal
|
40
|
36
|
Mengancam Guru / Karyawan baik didalam maupun diluar
lingkungan madrasah
|
50
|
B.
KERAJINAN
No
|
Bentuk Pelanggaran
|
Bobot Pelanggaran
|
1
|
Datang terlambat 0 - 20 menit
|
2
|
2
|
Tidak mengerjakan tugas
|
2
|
3
|
Tidak membawa buku pelajaran
|
2
|
4
|
Tidak mengikuti kegiatan
|
2
|
5
|
Tidak menghiraukan bel baik untuk do'a pagi, masuk
kelas ataupun panggilan Guru
|
2
|
6
|
Datang terlambat 20 - 40 menit
|
4
|
7
|
Datang terlambat 40 - 60 menit
|
4
|
8
|
Tidak mengikuti pelajaran tanpa izin
|
4
|
9
|
Kelas dalam keadaan kotor karena
piket tidak melaksanakan tugas
|
4
|
10
|
Meninggalkan kelas tanpa izin
|
6
|
11
|
Tidak mengikuti upacara
|
6
|
12
|
Tidak masuk sekolah tanpa keterangan
|
7
|
C.
KERAPIAN
No
|
Bentuk Pelanggaran
|
Bobot Pelanggaran
|
1
|
Tidak memasukkan baju
|
2
|
2
|
Tidak memakai songkok / kopyah (bagi siswa putra)
|
2
|
3
|
Tidak memakai seragam sesuai aturan
|
2
|
4
|
Tidak memakai kaos kaki sesuai aturan
|
2
|
5
|
Tidak memakai ikat pinggang warna hitam
|
2
|
6
|
Memakai sandal
|
2
|
7
|
Atribut tidak lengkap
|
2
|
8
|
Tidak memakai sepatu hitam
|
2
|
9
|
Berambut panjang / gondrong (bagi siswa putra)
|
2
|
10
|
Memakai gelang
|
2
|
11
|
Memakai ali - ali / akik
|
2
|
12
|
Kuku panjang
|
2
|
13
|
Berpakaian transparan
|
2
|
14
|
Memakai giwang (bagi siswa putra)
|
4
|
15
|
Mencukur rambut dengan model yang tidak rapi
|
4
|
16
|
Bertindik (bagi siswa putra)
|
10
|
17
|
Bertato
|
10
|
18
|
Menggunakan pewarna rambut
|
10
|
19
|
Besolek berlebihan
|
10
|
BENTUK
PELANGGARAN DAN SANKSI
No.
|
Jenis Pelanggaran
|
Bobot
|
Sanksi
|
1
|
RINGAN
|
0 – 25
|
Peringatan Lisan
|
2
|
SEDANG
|
26 – 40
|
Panggilan Orang Tua I
|
41 – 55
|
Panggilan Orang Tua II
|
||
3
|
BERAT
|
56 – 85
|
Skorsing 3 hari
|
86 – 95
|
Skorsing 6 hari menanda tangani surat pernyataan
siap dikeluarkan jika menambah poin kesalahan
|
||
96 – 100
|
Dikembalikan ke Orang Tua
|
BAB IV
A S W A J A
A.
Kelahiran Nahdlatul
Ulama
Nahdlatul
Ulama didirikan di Surabaya pada tanggal 16 Rajab 1344
H bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926 M. Nahdlatul Ulama artinya
Kebangkitan Para Ulama. Pendirinya adalah para ulama pengasuh pondok pesantren.
Sejak semula para
ulama pondok pesantren telah memiliki persamaan dalam keagamaannya, yaitu Islam
Ahlussunnah wal Jamaah. Diantara mereka juga sudah terjalin hubungan
kerjasama, terutama dalam pembangunan dan pengembangan pondok pesantren.
Berbagai bentuk
kesamaan tersebut, kemudian dituangkan dalam satu jam’iyah (organisasi) sebagai
wadah perjuangan bersama untuk mewujudkan cita-cita “ izzul Islam wal
Muslimin “ (Kejayaan Islam dan ummatnya).
B.
Tokoh Pendiri Nahdlatul
Ulama.
Diantara Ulama tokoh pendiri
Jam’iyah Nahdlatul Ulama adalah: KH. Hasyim Asy’ari (Tebuireng–Jombang), KH.
Abdul Wahab Hasbullah (Tambak Beras Jombang), KH.Bisri Syamsuri
(Denanyar-Jombang), KH.R.Asnawi (Kudus), KH. Makshum (Lasem-Jawa Tengah),
KH.Ridwan (Semarang), KH. Nawawi (Pasuruan), KH. Nahrawi (Malang), KH. Ridwan
(Surabaya), KH. Abdul Aziz (Surabaya), KH. Abdullah Ubaid (Surabaya), KH. Abdul
Halim (Cirebon), KH. Ndoro Munthaha (Bangkalan-Madura), KH. Dahlan (Kertosono),
KH. Abdullah Faqih (Maskumambang-Dukuh-Gresik).
C.
Sebab-sebab Ulama’
Pondok Pesantren mendirikan Nahdlatul Ulama’
a. Penjajahan Belanda.
Penjajah
Belanda menjalankan siasat licik adu domba antara sesame bangsa Indonesia,
terutama antara sesama umat Islam. Mereka yakin bahwa kekuatan umat Islam akan
dapat dilumpuhkan apabila terjadi perpecahan .
Menghadapi
siasat licik tersebut, ulama sepakat menjadikan pondok pesantren sebagai
benteng pertahanan untuk menjaga kemurnian ajaran Islam dan keluhuran budi pekerti
umatnya.
b. Berkembangnya Paham
Wahabi
Pada
awal abad ke 19 M, di Indonesia telah berkembang paham Wahabi. Paham tersebut
bertentangan dengan paham Ahlussunnah wal Jamaah yang sudah mengakar di
Indonesia
D.
Nilai Dasar Perjuangan
Nahdlatul Ulama.
Nilai dasar perjuangan Nahdlatul Ulama
adalah ajaran Islam menurut faham Ahlussunnah wal Jamaah. Dalam pandangan
Nahdlatul Ulama, Ahlussunnah wal Jamaah merupakan ajaran Islam yang murni,
yaitu ajaran Islam yang berdasarkan al-Qur’an al Karim, Sunnah Nabi Muhammad SAW
dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin.
Namun demikian, makna Ahlussunnah wal
Jama’ah menurut Nahdlatul Ulama’ dirumuskan sebagai golongan umat Islam yang
mengikuti pendapat para imam Madzhab, baik dalam bidang aqidah, Ibadah maupun
akhlaq/tasawuf.
Dalam bidang aqidah, NU mengikuti faham
yang dirumuskan oleh Imam Abul Hasan al Asy’ari dan Imam Abu Mansur al
Maturidi. Dalam bidang ilmu fiqih, mengikuti salah satu dari madzhab Imam Abu
Hanifah al Nukman, Imam Malik bin Anas, Imam Muhammad bin Idris al Syafii dan Imam
Ahmad bin Hambal. Sedangkan dalam bidang akhlaq/tasawuf mengikuti Imam al
Junaidi al Baghdadi dan Imam al Ghazali.
Disamping itu, NU berpandangan bahwa faham
Ahlussunnah wal Jamaah juga tercermin dalam sikap-sikap kemasyarakatan,
kebudayaan, ekonomi, dan lain-lain. Semua itu diterapkan dan diamalkan sesuai
dengan keadaan masyarakat Indonesia.
E.
MTs NU dan Amaliyah
Nahdlatul Ulama.
MTs NU Mojosari hadir
ditengah-tengah masyarakat sebagai perwujudan kiprah para ulama pesantren
khususnya pondok pesantren Mojosari dan Nahdlatul Ulama untuk membantu program
pemerintah dalam menyukseskan pendidikan nasional sekaligus sebagai media
dakwah.
MTs NU diharapkan
menjadi tempat bersemainya budaya Ahlussunnah wal Jamaah, suatu budaya yang
didasari ajaran Islam dan nilai-nilai luhur yang diajarkan para salafussholih.
Amaliyah-amaliyah yang
diajarkan dan diterapkan di MTs NU juga merupakan amaliyah-amaliyah yang diajarkan para ulama
pondok pesantren yang merupakan pendiri Nahdlatul Ulama.
Diantara
amaliyah-amaliyah tersebut yaitu :
1.
Membaca
do’a qunut diwaktu shalat subuh
2.
Membaca
pujian setelah adzan untuk menunggu shalat jamaah.
3.
Membaca
wiridan setelah shalat fardlu.
4.
Menghormati
para Auliya, Ulama dan guru.
5.
Tahlil
6.
Ziarah
kubur
7.
Memperingati
Maulid Nabi Muhammad SAW
8.
Membaca
Barzanji dan Dibaan
9.
Dan
masih banyak lagi amaliyah Jam’iyah Nahdlatul Ulama
Demikian penjelasan secara singkat tentang Nahdlatul
Ulama untuk lebih jelas dan rincinya akan disampaikan materi pelajaran ASWAJA
di kelas VII
F.
Riwayat Hidup Tokoh Pendiri NU
1.
KH. HASYIM ASY’ARI
Dilahirkan di Jombang pada tanggal 24 Dzul
Qa’dah 1287 H / 14 Pebruari 1871 M. Ayah
Beliau bernama Kyai Asy’ari, pendiri
pondok pesantren Keras Jombang. Ibunda beliau bernama Halimah putra kyai Usman
pendiri pondok pesantren Gedang, Moyang beliau adalah Kyai Sihah, pendiri
pondok pesantren Tambak Beras Jombang.
KH. Hasyim Asy’ari semenjak kecil hingga dewasa banyak menghabiskan waktunya
untuk mencari ilmu dilingkungan pondok pesantren. Belajar al Qur’an dan
dasar-dasar agama islam pada ayahnya ,
kemudian menuntut ilmu ke pesantren
Siwalan Panji Buduran Sidoarjo, pesantren Langitan Tuban, Pesantren Demangan
Bangkalan Madura dan pada tahun 1892, Beliau berangkat ke Mekkah untuk melaksanakan haji dan
menuntut ilmu.
Pada tanggal 26 Rabiul awwal 1317 H/1903 M.
KH. Hasyim As’ari mendirikan pesantren di desa Tebuireng Jombang dan sampai sekarang sudah meluluskan ribuan
santri yang datang dari berbagai penjuru tanah air.
Dalam sejarah Nahdlatul Ulama beliau adalah
“ Bapak Pendiri NU “ . Karena desakan para ulama pesantren untuk segera
mendirikan sebuah Jam’iyah ( organisasi ), Beliau segera melakukan shalat
Istikharah untuk mendapat petunjuk langsung dari Alloh SWT. Sesudah melakukan shalat dan mendapatkan
petunjuk dari Alloh SWT, maka Beliau merestui dibentuknya Organisai Nahdlatul
Ulama.
Setelah NU terbentuk KH Hasyim Asy’ari
pula yang merumuskan dasar-dasar
perjuangan NU yang dikenal dengan “Qanun Asasi li Jamiyyati Nahdlatul Ulama”. Atas
jasa-jasanya, beliau ditetapkan sebagai ”Pahlawan Nasional” berdasarkan
Keputusan Presiden RI no 294 tahun 1964. Pada tanggal 7 Romadlon 1366 H/25 Juli
1947 beliau wafat dan dimakamkan di komplek pondok pesantren Tebuireng Jombang.
2.
KH. ABDUL WAHAB HASBULLAH
Beliau dilahirkan pada bulan Maret 1888 M
di desa Tambak Beras Jombang. Beliau putra dari Kiai Hasbullah. Beliau masih
satu keturunan dengan KH Hasyim Asy’ari dari kakek Beliau Kyai Shihah, pendiri
pondok pesantren Tambak Beras Jombang.
Setelah
belajar agama dari bapaknya, KH Wahab Hasbullah melanjutkan kebeberapa pondok
pesantren , seperti: Pesantren Langitan Tuban, Pesantren Mojosari Loceret
Nganjuk, Pesantren Tawangsari Sepanjang, -
Pesantren
Kademangan Bangkalan Madura, Pesantren Branggahan Kediri, Pesantren Tebuireng Jombang dan memperdalam
ilmu agama di kota suci Mekah selama kurang lebih 5 tahun.
Pada Tahun 1914 M KH Abdul Wahab Hasbullah
pulang dari tanah suci Mekkah dan tinggal di Surabaya. Beliau lalu mendirikan
kelompok diskusi dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan yang dinamakan
“Taswirul Afkar” artinya” potret pemikiran”.
Tahun 1919 Beliau mendirikan “Madrasah
Taswirul Afkar” lembaga pendidikan setingkat SD. Kemudian mendirikan Madrasah
“Nahdlatul Wathan” berarti “Kebangkitan Tanah Air” dan terus mengembangkan
lembaga-lembaga pendidikan di berbagai daerah.
Dikalangan Nahdlatul Ulama KH. Abdul Wahab
Hasbullah dikenal sebagai penggerak dan pemrakarsa berdirinya Jam’iyah
Nahdlatul Ulama. Karena semenjak tahun 1924 Beliau sudah menyampaikan
keinginannya untuk mendirikan “
Perkumpulan Ulama “ kepada Hadratus Syeikh KH Hasyim Asy’ari. Walaupun awalnya
belum direstui, Kyai Wahab tidak putus asa. Akhirnya usulan beliau mendapat
restu dari KH Hasyim Asy’ari , tepatnya
tanggal 16 rajab 1344 H /31 Januari 1926 M bertempat di rumah KH Abdul Wahab Hasbullah
yang berada di Surabaya diselenggarakan musyawarah alim ulama pondok pesantren
se-Jawa Madura yang hasilnya menyepakati tentang berdirinya Jam’iyah Nahdlatul Ulama.
Pada hari rabu tanggal 12 Dzul Qa’dah 1319
H/ 29 Desember 1971 M, KH. Abdul Wahab Hasbullah wafat dan dimakamkan di
komplek pemakaman pondok pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang.
3.
KH. BISRI SAMSURI
Beliau
adalah santri KH Hasyim Asy’ari dan adik ipar KH. Wahab Hasbullah. Tiga ulama
tersebut masih ada hubungan kerabat yang bersama-sama mempelopori berdirinya
jam’iyah Nahdlatul Ulama’. KH. Bisri Samsuri dilahirkan di desa Tayu,Pati, Jawa
Tengah pada tanggal 28 Dzulhijjah 1304 H/18 September 1886 M. Putera ketiga
dari lima bersaudara yang lahir dari pasangan Kyai Samsuri dan Nyai Mariah.
Masa
kecil belajar al-Qur an kepada KH Sholeh Tayu. Selanjutnya mondok di pesantren
Kajen Jawa Tengah dibawah asuhan KH. Abdul Salam. Lalu melanjutkan ke
pondok Kasingan Rembang dan Sarang Lasem
Jawa Tengah. KH Bisri Samsuri juga menuntut ilmu di pondok pesantren Demangan
Bangkalan Madura lalu ke pondok pesantren Tebuireng Jombang.
Pada Usia 24 Tahun beliau belajar ke Makkah
dan bersahabat dengan KH Wahab Hasbulloh. Setelah pulang ke tanah air, beliau
menikah dengan Nyai Nur Khadijah, adik kandung KH Wahab Hasbullah, dan menetap
di Tambakberas selama 2 tahun.
Pada tahun 1917, atas dorongan mertua dan
restu dari KH Hasyim Asy’ari beliau mendirikan pondok pesantren “Mambaul
Ma’arif” di desa Denanyar Jombang. Awalnya khusus pondok putra,tetapi pada
tahun 1919 bersama istrinya, beliau membuka pondok putri. Langkah ini sangat
berpengaruh bagi perkembangan pondok pesantren di Jawa Timur, karena beliaulah
yang pertama kali membuka pendidikan khusus putri sehingga disebut sebagai
ulama perintis pondok pesantren putri.
Peran KH Bisri Syamsuri dalam mendirikan NU,
karena sejak semula beliau sudah terlibat langsung dalam permusyawaratan para
ulama pesantren di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 M yang menghasilkan
kesepakatan untuk mendirikan “Jam’iyah Nahdlatul Ulama”
Beliau berperan sebagai penghubung utama
antara KH Abdul Wahab Hasbullah dan ulama pondok pesantren dengan KH Hasyim
Asy’ari dalam meminta restu tentang pendirian Jamiyah Nahdlatul Ulama.
Sejarah hidup KH Bisri Syamsuri diwarnai
suasana kesederhanaan dan sifat rendah hati tetapi tidak rendah diri. Teguh
pendirian, amanah menjalankan tugas, selalu istiqomah dan tidak mudah goyah.
Sepanjang hayatnya beliau selalu mencurahkan tenaga dan fikirannya untuk
kebesaran Nahdlatul Ulama. Pada hari Jum’at tanggal 25 April 1980, Beliau wafat
dan dimakamkan di komplek pondok pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang.
Itulah sejarah singkat diantara tokoh
pendiri NU. Banyak hikmah yang bisa kita petik diantaranya :
-
Beliau
adalah merupaka hasil pendidikan Madrasah
dan Pondok pesantren
-
Walaupun
begitu, tidak menghalangi mereka untuk menjadi tokoh besar yang berjasa bagi
kejayaan umat Islam dan Negara Republik Indonesia.
-
Mempunyai
guru dan riwayat yang jelas dalam menuntut ilmu
-
Selalu
mengedepankan sikap Tawadlu’ / hormat terutama kepada guru
-
Dengan
kesederhanaan dan keikhlasannya, beliau tetap berjuang menegakkan ajaran Islam
serta berbakti untuk kejayaan bangsa dan Negara Indosesia.
Dengan
mengetahui itu semua, Sudah seharusnya kita bangga dapat menuntut Ilmu di Madrasah.
Dengan niat yang suci, semangat untuk belajar
tidak lupa untuk beribadah disertai sikap tawadlu’, insya Alloh kita
akan sukses dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat barokah, berguna bagi masa depan baik di dunia
dan akherat. Amin
TUGAS
Isilah
kolom ini sesuai dengan keadaan di daerahmu!
Nama
Lembaga
|
Alamat
|
Nama
Pengurus
|
Nahdlatul Ulama
|
||
Muslimat
|
||
Masjid
|
||
Musholla
|
||
Jamaah Yasin dan Tahlil
|
DIBACA KETIKA
DOA PAGI
DI HALAMAN MADRASAH
رَضِيْتُ بِا للهِ رَبَّا وَبِالاْسِلاَ مِ دِيْنًا وَبمِحَمَّدٍ
نَبِيًّا وَ رَسُوْالاً رَبّيِ زِدْنيِ
عِلْمًا نَا فِعًا وَرْزُقْـنِي فَهْمًا وَا سِعًا. اَمِينْ يَا ربَّ اْلعَا لمَيِنْ
DOA DIBACA
KETIKA MAU PULANG
رَبِّ
فَانْفَعْنَا بِبَرْ كَتِهِمْ # وَاهْدِ نَا الْحُسْنَى بِحُرْ مَتِهِمْ
وَاَمِتْناَ
فِي طَرِيْقَتـِهِمْ #
وَمُعَا فَا ةٍ منَ الْفِتَنِ
رَبَّنَا
اتِنَا فِي الدُّ نْياَ حَسَنَةً وَفِي الاْ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابًا النَّارِ
DAFTAR NAMA PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
MTs NU MOJOSARI
TAHUN PELAJARAN 2012-2013
NO
|
NAMA
|
JABATAN
|
MATA PELAJARAN
|
TTD
|
1
|
Drs. H. SODIQ
|
Kepala Madrasah
|
1
|
|
2
|
NURUL AZIZAH, S.Pd
|
Guru
|
2
|
|
3
|
FARIDA ROZIANA, S.PdI
|
Guru
|
3
|
|
4
|
ZAENAL PANANI, S.Pd
|
Guru
|
4
|
|
5
|
SUSWATI, S.Pd
|
Guru
|
5
|
|
6
|
Drs. H. KHOIRI
|
Waka Sarpras
|
6
|
|
7
|
IMAM MUSAFAK ALI, S.Ag
|
Guru
|
7
|
|
8
|
IMAM SAFIRI ALIM, M.PdI
|
Waka Humas
|
8
|
|
9
|
SUMIATI, S.Pd
|
Guru
|
9
|
|
10
|
UMI MARLIAH, S.Pd
|
Guru
|
10
|
|
11
|
YUWARSIH, S.Pd
|
Guru
|
11
|
|
12
|
SRIATI, S.Pd
|
Waka Kurikulum
|
12
|
|
13
|
H. TOHA MAKSUM, S.Ag
|
Waka Kesiswaan
|
13
|
|
14
|
ROBITHOH FIVE A. S.Ag
|
Guru
|
14
|
|
15
|
ANI MASRUROH, S.PdI
|
Guru
|
15
|
|
16
|
DIDIK SUMARSONO, S.Pd
|
Guru
|
16
|
|
17
|
TINING AGUNG R., S.Pd
|
Guru
|
17
|
|
18
|
FATIM BARIROH, S.Pd
|
Guru
|
18
|
|
19
|
SRIANIK, S.Pd
|
Guru + TU
|
19
|
|
20
|
ALI ARCHAN, S.PdI
|
Kepala TU
|
20
|
|
21
|
HUDA ALI ASHAR, S.Pd
|
Guru
|
21
|
|
22
|
LUKMAN ASADHALI, S.Pd
|
Guru
|
22
|
|
23
|
ISLAHUL NIKMAH, S.PdI
|
Guru
|
23
|
|
24
|
ZULIATI MAGHFIROH
|
Guru + TU
|
24
|
|
25
|
NUR SALIM, S.Pd
|
Guru
|
25
|
|
26
|
Dra. Hj. MUSRIAH
|
Guru
|
26
|
|
27
|
WAJINAH, S.Pd
|
Guru
|
27
|
|
28
|
SRI WIDODO, S.Pd
|
Guru
|
28
|
|
29
|
ARHAINY EKA L, S.Pd
|
Guru
|
29
|
|
30
|
BETY NUR KHOLIDAH, S.Pd
|
Guru
|
30
|
|
31
|
M. THOIFFUDIN
|
Guru
|
31
|
|
32
|
SEPTIN C, S.Pd
|
Guru
|
32
|
|
33
|
IBRAHIM HABIBI, S.Pd
|
Guru
|
33
|
|
34
|
IMAM SYAFI'I, S.Pd
|
Guru
|
34
|
|
35
|
M. HANDOJO S, S.Pd
|
Guru
|
35
|
|
36
|
PUJI LESTARI
|
Tata Usaha
|
36
|
|
37
|
ILUK NAILA SAODAH, S.PdI
|
Tata Usaha
|
37
|
|
38
|
NOVIA AYUHANDARI, S.Pd
|
Guru
|
38
|
|
39
|
ASMAUDIN
|
Tata Usaha
|
39
|
|
40
|
SITI MUKAROMAH, S.Pd
|
Tata Usaha
|
40
|
|
41
|
MOH. NURHADI, SE
|
Tata Usaha
|
41
|
|
42
|
ROMDHONI
|
Kebersihan
|
42
|
|
43
|
WACHID
|
Kebersihan
|
43
|
ISILAH SESUAI DENGAN FUNGSI RUANGAN :
1. ...........................................................................
2. ...........................................................................
3. ...........................................................................
4. ...........................................................................
5. ...........................................................................
6. ...........................................................................
7. ...........................................................................
8. ...........................................................................
9. ...........................................................................
10. ...........................................................................
11. ...........................................................................
12. ...........................................................................
13. ...........................................................................
14. ...........................................................................
15. ...........................................................................
16. ...........................................................................
17. ...........................................................................
18. ...........................................................................
19. ...........................................................................
20. ...........................................................................
21. ...........................................................................
22. ...........................................................................
izin kopas ya pak ustd
AntwoordVee uitIzin kopas, trima kasih
AntwoordVee uit